Fenomena Nagoya Skipping dan Dampaknya pada Generasi Muda
Kurangnya konser musik di Nagoya menjadi faktor urbanisasi generasi muda ke Tokyo. Apakah fenomena Nagoya Skipping berdampak besar pada eksodus ini?
Selasa, 25 Maret 2025 | 13:45 WIB

Nagoya dan Tantangan Urbanisasi Akibat Fenomena Skipping Nagoya, sebagai kota terbesar keempat di Jepang, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan populasi mudanya. Fenomena Nagoya Skipping, di mana artis besar lebih memilih konser di kota lain, diyakini sebagai salah satu penyebab urbanisasi ke Tokyo dan Osaka. Kurangnya akses ke budaya pop dan hiburan modern menjadi alasan utama generasi muda meninggalkan kota ini demi gaya hidup yang lebih dinamis.
Fenomena Nagoya Skipping dan Kurangnya Konser Musik
Fenomena Nagoya Skipping semakin menjadi perhatian setelah TV Aichi mengungkapkan rendahnya jumlah konser yang digelar di Nagoya dibandingkan kota besar lainnya di Jepang. Berdasarkan data dari All Japan Concert & Live Entertainment Promoters Conference (ACPC), pada tahun 2023 tercatat 11.613 konser di Tokyo dan 6.002 konser di Osaka. Sementara itu, Aichi, termasuk Nagoya, hanya menggelar 2.401 konser atau sekitar 7 persen dari total konser nasional.
Minimnya konser musik di Nagoya disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterbatasan venue besar dan akses mudah ke Tokyo serta Osaka melalui shinkansen. Hal ini membuat artis dan promotor lebih memilih kota dengan infrastruktur yang lebih siap untuk konser berskala besar.
Pengaruh Konser Terhadap Urbanisasi Generasi Muda
Data dari Aichi Prefecture menunjukkan bahwa sekitar 90 persen wanita berusia 18 hingga 39 tahun yang pindah ke Tokyo melakukannya demi akses lebih luas terhadap cutting-edge culture dan seni. Fenomena ini menunjukkan bahwa kurangnya konser dan hiburan langsung di Nagoya berdampak signifikan terhadap keputusan generasi muda untuk meninggalkan kota ini.
Pemerintah Jepang bahkan telah mempertimbangkan insentif finansial bagi wanita yang bersedia pindah dari Tokyo ke daerah lain, termasuk Nagoya. Namun, tanpa peningkatan jumlah acara hiburan dan konser, daya tarik kota ini bagi kaum muda tetap lemah.
Upaya Nagoya Meningkatkan Daya Tarik Kota
Untuk mengatasi fenomena Nagoya Skipping, pemerintah dan pemangku kepentingan telah berusaha meningkatkan fasilitas hiburan di kota ini. Pada tahun 2024, dua venue baru akan dibuka di Nagoya:
- Comtec Portbase – Dibuka pada 20 Maret di Minato Ward, venue ini diharapkan dapat menarik lebih banyak konser musik dan acara seni.
- Aichi International Arena/IG Arena – Dengan kapasitas 15.000 kursi, arena yang dibuka pada bulan Juli ini akan menjadi salah satu venue terbesar di Jepang.
Federasi Ekonomi Jepang Tengah berharap venue baru ini dapat menarik lebih banyak konser serta menarik perhatian generasi muda yang aktif dalam oshikatsu, atau aktivitas mendukung idola mereka.
Wisata dan Budaya Sebagai Alternatif Hiburan
Meskipun Nagoya menghadapi tantangan dalam menarik konser besar, kota ini tetap memiliki daya tarik wisata yang kuat. Destinasi populer seperti Ghibli Park dan Legoland Japan Resort menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung. Selain itu, Nagoya terkenal dengan kuliner khas seperti misokatsu dan kopi yang disajikan dengan cara unik, seperti menggunakan tangga stepladder.
Dengan bertambahnya venue konser dan daya tarik wisata yang terus berkembang, Nagoya memiliki peluang besar untuk menarik kembali generasi muda dan menghidupkan kembali skena hiburan lokal.
Penulis

Danindra
bang DanBaca Juga
.webp)



