Jepang
Fenomena Gunung Fuji Lawson: Simbol Masalah Pariwisata Jepang
Fenomena Gunung Fuji Lawson: Simbol Masalah Pariwisata Jepang

Gunung Fuji Lawson kini menjadi sorotan publik sebagai simbol masalah pariwisata Jepang yang kian kompleks. Fenomena wisatawan yang berbondong-bondong datang ke Lawson dekat Stasiun Kawaguchiko demi mendapatkan foto dengan latar Gunung Fuji memperlihatkan bagaimana media sosial dapat memicu tren pariwisata yang tidak terkendali. Situasi ini menunjukkan bahwa daya tarik Gunung Fuji dan Lawson bukan sekadar potret indah, melainkan gambaran nyata tentang tantangan overtourism di Jepang.

Gunung Fuji Lawson dan Masalah Pariwisata Jepang

Gunung Fuji Lawson di Fujikawaguchiko telah menjadi destinasi populer karena pemandangan unik antara toko Lawson dan latar belakang Gunung Fuji. Namun, popularitas ini menimbulkan masalah pariwisata Jepang yang serius, terutama ketika wisatawan asing berbondong-bondong meniru foto viral di media sosial. Pemerintah kota harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga keselamatan, ketertiban, sekaligus mengendalikan dampak overtourism. Fenomena Gunung Fuji Lawson pada akhirnya memperlihatkan dilema antara keuntungan ekonomi dan kualitas hidup warga.

Upaya Pengendalian Overtourism di Lawson Fujikawaguchiko

Pemerintah Fujikawaguchiko melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah pariwisata Jepang akibat lonjakan wisatawan di Gunung Fuji Lawson. Sejak April 2024, petugas keamanan dikerahkan untuk mengatur lalu lintas pejalan kaki di depan Lawson. Kemudian, sebuah tirai besar dipasang guna menutupi pemandangan Gunung Fuji dari titik populer tersebut. Namun, wisatawan tetap melubangi tirai demi mendapatkan foto, sehingga tirai diganti beberapa kali, termasuk dengan versi berwarna cokelat. Meski demikian, tirai akhirnya diturunkan karena tidak efektif.

Reaksi Wisatawan dan Warga Sekitar Gunung Fuji Lawson

Banyak wisatawan asing tetap berkunjung ke Gunung Fuji Lawson meski ada tirai pembatas. Seorang turis asal Kanada menyebut pemasangan tirai bukan untuk menakut-nakuti, melainkan demi keselamatan. Di sisi lain, beberapa warga lokal melihat masalah pariwisata Jepang ini dari sudut pandang berbeda. Pemilik toko manisan menyebut turis membawa keuntungan bagi bisnis, sementara pengelola toko yukata mengingatkan adanya keterbatasan fasilitas, seperti toilet dan pembuangan sampah. Situasi ini menegaskan bahwa keberadaan Gunung Fuji Lawson membawa manfaat sekaligus masalah.

 

Johan Brooks

 

Keselamatan dan Infrastruktur di Sekitar Gunung Fuji Lawson

Selain keramaian, keselamatan menjadi isu penting dalam masalah pariwisata Jepang di Gunung Fuji Lawson. Beberapa warga khawatir karena banyak wisatawan yang menyeberang jalan tanpa memperhatikan kendaraan demi mendapatkan foto. Pemilik truk makanan menilai tirai tidak sepenuhnya efektif, tetapi risiko kecelakaan nyata adanya. Seorang mantan pejabat kota bahkan menyebut tirai pendek yang kini dipasang adalah kompromi yang adil karena masih memungkinkan wisatawan mengambil gambar Gunung Fuji Lawson dengan aman. Namun, ia menekankan perlunya solusi lebih dari sekadar pemasangan kain.

Gunung Fuji Lawson sebagai Simbol Overtourism Nasional

Kasus Gunung Fuji Lawson memperlihatkan bahwa masalah pariwisata Jepang tidak hanya terjadi di satu kota. Di Kyoto, distrik Gion terganggu oleh wisatawan yang mengerumuni maiko untuk berfoto, sementara Kamakura mengalami kemacetan akibat jalur kereta Enoden yang terlalu padat. Semua ini menunjukkan Gunung Fuji Lawson hanyalah gambaran kecil dari persoalan overtourism di seluruh Jepang. Seperti yang dikatakan seorang pengelola pusat wisata, “Pariwisata yang berlebihan adalah masalah nasional, dan Jepang harus berpikir ke depan untuk membangun infrastruktur yang memadai.”

 

Sumber