
Seputar Otaku - Dalam wawancara eksklusif dengan Toyo Keizai, Chief Anime Officer KADOKAWA, Daijo Kudo, membagikan pandangannya mengenai arah bisnis anime global perusahaan dan strategi pertumbuhan jangka panjang. Ia mengungkapkan harapan agar anime dapat “lahir” di berbagai belahan dunia, mirip dengan bagaimana California Roll makanan khas sushi yang lahir di Amerika Utara berhasil menemukan tempatnya di budaya kuliner global.
Kudo menjelaskan bahwa salah satu visi besar Presiden KADOKAWA, Takeshi Natsuno, adalah konsep “Global Media Mix with Technology.” Perusahaan menargetkan peningkatan jumlah IP (Intellectual Property) yang dipublikasikan dari sekitar 6.000 menjadi 7.000 judul per tahun pada tahun fiskal 2028.
Selain memperkuat produksi dari Jepang, KADOKAWA juga mendorong penciptaan IP baru dari anak perusahaan di luar negeri, termasuk melalui label animasi GeeXProductions yang dirancang khusus untuk mendukung karya kreator internasional.
Kudo menambahkan bahwa KADOKAWA mulai mempertimbangkan produksi anime dengan tema yang lebih akrab dengan penonton Barat, seperti vampir dan zombie. Menurutnya, genre tersebut terbukti diminati, seperti terlihat pada kesuksesan judul-judul global Castlevania, Blood: The Last Vampire, hingga karya dark fantasy terkenal seperti Berserk.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas dalam menciptakan karya berkualitas. “Kita perlu membuat animasi yang bagus dan memonetisasinya di berbagai platform, bukan hanya melalui Crunchyroll. Strategi dasar kami tidak berubah, untuk saat ini kami akan tetap melanjutkan jalur yang selama ini kami ikuti,” jelasnya.
Harapan Kudo tentang lahirnya anime di berbagai belahan dunia sejalan dengan pandangan Noboru Segawa, Kepala Departemen Komik Global KADOKAWA sekaligus pemimpin redaksi Departemen Editorial Manga Luar Negeri.
Segawa menyoroti inisiatif kompetisi manga global, di mana KADOKAWA kini mendukung kreator manga luar negeri agar bisa debut di Jepang. Namun ke depannya, ia berharap karya mereka bisa sukses secara global tanpa harus terlebih dahulu diluncurkan di Jepang.
Selain itu, Kudo juga menyinggung kondisi pasar streaming anime Amerika Utara. Ia menyebut bahwa kekuatan Sentai Filmworks (HIDIVE) semakin melemah, sementara Crunchyroll memegang dominasi besar. Situasi ini membuat proses negosiasi harga menjadi lebih hati-hati, sekaligus menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan produksi Jepang terkait potensi pendapatan dari luar negeri apabila sebuah judul anime tidak diakuisisi oleh Crunchyroll.
Dengan langkah ambisius meningkatkan jumlah IP, membuka ruang bagi kreator internasional, hingga strategi penetrasi konten di luar negeri, KADOKAWA memperlihatkan keseriusan untuk menjadikan anime sebagai budaya global yang bisa lahir di mana saja – tidak hanya di Jepang.
Rekomendasi

Pesta Merdeka 2025: Merayakan HUT RI ke-80 dengan Semangat Kebersamaan
1 jam yang lalu
Chelly McBunny Rilis Lagu Original Shin On di Hari Ulang Tahun
1 jam yang lalu
Zenless Zone Zero Versi 2.2 Hadirkan Obol Squad pada 4 September
1 jam yang lalu
Karena Masalah Bug, Square Enix Tutup Server Dragon Quest of the Stars Setelah 10 Tahun Berjalan
2 jam yang lalu