.webp)
Seputar Otaku - Kasus pembunuhan tragis di Berau, Kalimantan Timur, mengguncang publik setelah tersangka diduga menyebut One Piece sebagai alasan di balik tindakannya. Namun, pihak kepolisian menegaskan bahwa tragedi ini lebih kompleks daripada sekadar pengaruh budaya pop Jepang.
Pada 10 Agustus 2025, seorang pria bernama Julius (33) ditangkap polisi setelah diduga membunuh istri dan dua anak kandungnya menggunakan parang. Kejadian ini berlangsung di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, sebuah desa terpencil di Kabupaten Berau.
Julius ditangkap tak lama setelah kejadian dan langsung ditetapkan sebagai tersangka. Rekaman interogasi yang tersebar di media sosial memperlihatkan Julius mengaitkan aksinya dengan One Piece, salah satu anime terpopuler di dunia.
Dalam cuplikan video tersebut, ketika ditanya soal alasannya, Julius menjawab:
“Karena One Piece.”
“Saya tidak memenuhi kebutuhan hidup One Piece. Saya dimarahi oleh One Piece.”
Saat ditanya langsung apakah ia membunuh karena anime, Julius menjawab singkat, “Ya.”
Pernyataan itu sontak memicu kehebohan di media sosial, menimbulkan pertanyaan apakah anime One Piece benar-benar berperan dalam tragedi berdarah ini.
Pihak kepolisian segera memberikan klarifikasi. AKP Ngatijan, Kepala Humas Polres Berau, menegaskan bahwa kasus ini bukan dipicu oleh anime, melainkan berakar pada konflik domestik dan potensi gangguan kesehatan mental tersangka.
“Tidak ada indikasi perselingkuhan atau pihak ketiga. Kami fokus pada kondisi
psikologis tersangka,” ujarnya.
Saat ini, Julius menjalani evaluasi psikiatri formal di RSUD Abdul Rivai, Berau. Polisi bekerja sama dengan tenaga medis untuk memastikan apakah tersangka mengalami gangguan mental saat melakukan tindakannya.
Korban adalah istri Julius dan dua anaknya yang masing-masing berusia sekitar 5 dan 4 tahun. Beberapa laporan menyebut sang istri sedang hamil enam bulan, namun polisi belum mengonfirmasi detail tersebut secara resmi.
One Piece, karya legendaris Eiichiro Oda, adalah salah satu manga dan anime terpopuler sepanjang masa. Ceritanya mengikuti Monkey D. Luffy dan kru Topi Jerami dalam pencarian harta karun legendaris bernama “One Piece.”
Meski nama One Piece disebut tersangka, kepolisian menekankan bahwa hal ini kemungkinan besar adalah delusi psikologis, bukan motif sesungguhnya.
Publik diimbau untuk tidak menarik kesimpulan prematur atau menyalahkan budaya pop, melainkan menunggu hasil penyelidikan resmi.
Polisi masih mengumpulkan bukti forensik, mewawancarai saksi, serta menunggu hasil tes psikiatri. Setelah pemeriksaan selesai, jaksa akan menentukan tuntutan hukum terhadap Julius.
Untuk saat ini, tersangka tetap ditahan sambil menunggu keputusan lebih lanjut.
Rekomendasi

38 Judul Anime Di-Black List oleh Pemerintah China dalam Acara ChinaJoy 2025
3 jam yang lalu
Band Rock asal Osaka, Kankaku Pierrot akan Bubar pada Tahun Ini
4 jam yang lalu
Roblox Buka Suara Terkait Tren Main Hakim Sendiri Terhadap para Predator
20 jam yang lalu
Pemerintah Indonesia Minta Jepang untuk Pangkas Durasi Magang di Jepang
20 jam yang lalu