Film Animasi Jumbo Tembus 5 Juta Penonton | Review Film Jumbo (2025)
Film Animasi Jumbo telah menyentuh 5 Juta penonton, apakah film ini memang benar-benar bagus sampai seramai itu? Berikut review dari tim Seputarotaku
Minggu, 20 April 2025 | 10:51 WIB

Layar lebar Indonesia belakangan ini dihebohkan dengan sebuah film yang berjudul “Jumbo”. Film Jumbo adalah film animasi 3D yang cukup jarang ditemui di negeri ini membuatnya menarik perhatian banyak penikmat film lokal. Dengan market rating untuk semua umur, seberapa bagus sih film ini?
Rating Jumbo Dari Penulis
Introduction to Jumbo
Film 3 dimensi buatan anak bangsa, cukup jarang bukan? Meski begitu, mimin sebagai penulis berusaha untuk bersikap objektif mengenai bagus tidaknya film ini.
Mengambil latar di sebuah kampung, Jumbo mengisahkan tentang seorang anak bernama Don yang harus ditinggal orang tuanya. Don yang digambarkan sebagai anak gendut yang tidak pernah menang dalam hal apapun menarik simpati para penonton terhadap karakter tersebut.
Jika sampai di titik ini penonton sudah tertarik, maka Jumbo tidak akan menjadi film animasi biasa. Jumbo akan menjadi film dengan rollercoaster emosi, film dengan kisah yang akan menyentuh hati setiap orang dan bukan hanya anak-anak.
Ada yang Relate?
Premis film Jumbo yang mengisahkan anak kecil di-bully oleh temannya karena kurang cakap dalam berbagai hal mungkin membuat sebagian penonton relate. Contohnya adalah mimin sebagai penulis sendiri yang pernah merasakan hal tersebut.
Relate menjadi hal yang sangat lumrah ditemukan di banyak film Indonesia belakangan ini, seperti "Home Sweet Loan" dan "1 Kakak 7 Ponakan". Ketika film Indonesia membawa hal ini, kemungkinan besar penonton akan mudah bersimpati pada karakter di filmnya karena pernah atau sedang merasakan hal yang sama. Hal inilah yang membuat film ini dapat menyentuh hati para penonton meski orang dewasa.
Seni sebuah Animasi
Dari beberapa film animasi lokal yang pernah mimin tonton, mungkin Jumbo adalah salah satu yang terbaik. Seiring dengan perkembangan teknologi juga, film Jumbo memiliki kualitas animasi yang sangat baik. Dari pergerakan karakter hingga ambience di latar, semuanya terlihat sangat hidup dan tidak kaku.
Penggunaan warna dalam film ini pun benar-benar ditujukan untuk ramah semua umur. Anak-anak yang menonton cenderung senang dengan warna-warni yang cerah, mimin yang dewasa pun tidak terganggu dengan warna-warni yang berlebihan. Selain itu, gak ada komentar tambahan. Karena film semua umur dan ditujukan untuk anak-anak juga, jadi sinematografi sepertinya bukan hal yang harus di-highlight.
Simple Dialogue, Good Music
Hampir semua dialog di film ini tersampaikan dengan sangat jelas bahkan intonasinya pun cukup bagus di telinga. Menggunakan bahasa yang ringan, percakapan antar karakter pun dapat diikuti dengan sangat mudah.
Mengiringi dialognya yang sederhana, musiknya tidak sesederhana itu. Lagu-lagu yang ada di film ini benar-benar menyejukkan telinga. Lagu-lagu pada film Jumbo dibuat easy listening dengan lirik yang mudah dicerna pula. Meskipun begitu, makna yang tersimpan di dalam lagunya bisa saja menyentuh hati para penonton.
Sedikit Adjustment
Untuk film yang memiliki rating semua umur, menurut mimin film ini masih memerlukan sedikit adjustment pada beberapa bagian. Contohnya adalah momen momen jumpscare yang meskipun tidak menyeramkan, rasanya penggunaan audio yang agak berlebihan kurang cocok untuk anak-anak.
Konflik yang terjadi di film ini juga agak sedikit kompleks. Bukan hal yang menjadi masalah besar, namun sepertinya bisa dilakukan adjustment sedikit. Meskipun demikian, pesan yang terkandung dalam ceritanya masih dapat dicerna dan tersampaikan dengan mudah.
Langkah Awal
Film Jumbo masih belum bisa kita bandingkan dengan disney atau pixar, kita masih berada di tempat yang jauh. Namun, ini juga bukan hal buruk. Jumbo juga menunjukkan kalau film animasi Indonesia bisa dibuat dengan proper dan baik. Sekarang memang belum saatnya, tetapi ini adalah langkah awal kita menuju kancah internasional.
Bukan film yang sempurna, bukan film yang tanpa celah, banyak hal yang masih bisa dikritik di film ini. Dengan jumlah penonton yang terus meningkat, Jumbo memperlihatkan kalau film lokal tidak harus selalu horror atau drama romansa. Dunia animasi Indonesia telah melakukan langkah yang sangat besar di industri perfilman.
Tagar
Penulis

Dzikri Ahmad Fauzi
Ingin menjadi sinefil tapi malas menontonBaca Juga
.webp)
.webp)


