Jepang Polisi Tokyo Gempur Sindikat Perekrutan Pekerja Seks

Meningkatnya Tindakan Polisi Tokyo terhadap Perekrutan Pekerja Seks

Polisi Tokyo semakin gencar menindak sindikat perekrutan pekerja seks yang beroperasi secara ilegal di Jepang. Sindikat bernama Akusesu ini diduga telah menghasilkan sekitar ¥7 miliar dalam lima tahun terakhir melalui skema perekrutan online. Modus mereka mencakup penggunaan media sosial sebagai alat utama untuk menjaring perempuan yang dijanjikan penghasilan besar.

Akusesu: Sindikat Perekrutan Pekerja Seks dengan Skema Berbahaya

Sindikat Akusesu telah beroperasi sejak 2019 atau lebih awal dan memiliki sekitar 300 anggota aktif. Mereka menghubungkan perempuan dengan sekitar 350 bisnis layanan seksual di seluruh Jepang. Untuk bergabung, perempuan harus mengirimkan foto diri, kartu identitas, serta data pribadi seperti usia dan ukuran tubuh.

Setiap perempuan yang berhasil direkrut akan dikenakan potongan pendapatan sebesar 15% oleh sindikat sebagai biaya referral. Untuk menyamarkan aliran dana, uang dikumpulkan dalam bentuk tunai dan dikirim ke kantor fiktif. Dengan skema ini, Akusesu dapat memperoleh pendapatan stabil selama perempuan yang direkrut terus bekerja di industri tersebut.

Ancaman dan Pemerasan: Taktik Akusesu Mempertahankan Korban

Tidak hanya beroperasi secara ilegal, sindikat ini juga menggunakan ancaman untuk memastikan korban tetap bekerja. Jika perempuan yang telah direkrut ingin keluar, mereka diintimidasi dengan ancaman bahwa foto-foto pribadi mereka akan dipublikasikan.

Selain itu, Akusesu mengadopsi sistem piramida, di mana anggota yang berhasil merekrut perempuan baru akan menerima bagian dari pendapatan mereka. Dengan sistem ini, banyak mahasiswa dan individu muda tergoda untuk bergabung demi keuntungan besar. Salah satu anggota sindikat bahkan dilaporkan menerima hingga ¥6,3 juta per bulan hanya dengan menggunakan ponsel.

Investigasi Polisi Tokyo dan Upaya Penindakan Sindikat

Kasus Akusesu terungkap setelah seorang wanita yang terlilit hutang di sebuah klub malam Kabukicho dirujuk ke rumah bordil di Prefektur Oita melalui seorang perekrut. Korban akhirnya melaporkan kasus tersebut kepada Kepolisian Metropolitan Tokyo pada November 2023. Investigasi lebih lanjut menemukan bahwa rumah bordil tersebut telah menerima banyak perempuan dari sindikat Akusesu.

Pada Januari 2024, polisi Tokyo membentuk tim investigasi khusus yang terdiri dari 70 anggota untuk membongkar sindikat ini. Hingga kini, sekitar 10 anggota sindikat telah ditangkap, termasuk pemimpin mereka, Kazuma Endo. Endo kini tengah menjalani persidangan di Pengadilan Distrik Tokyo atas tuduhan mengelola pendapatan dari bisnis ilegal ini sejak 2019.

Polisi Tokyo Berkomitmen Memerangi Sindikat Perekrutan

Polisi Metropolitan Tokyo menegaskan bahwa mereka akan terus menindak sindikat perekrutan pekerja seks yang beroperasi secara ilegal. “Kami bisa menghancurkan bisnis ini dengan mengekspos para perekrut,” ujar seorang pejabat senior kepolisian.

Dengan peningkatan investigasi dan penangkapan yang lebih luas, polisi berharap dapat menghentikan eksploitasi perempuan dan mengakhiri skema perekrutan ilegal seperti yang dilakukan oleh Akusesu. Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan efek jera bagi individu lain yang mencoba menjalankan praktik serupa di Jepang.

 

The Japan Times

 

Penulis
Danindra
Danindra
bang Dan