Wisatawan di Kyoto Sebabkan Kekacauan di Perlintasan Kereta
Wisatawan di Kyoto kembali menimbulkan kekacauan di perlintasan kereta dekat Fushimi Inari Taisha, menghambat perjalanan dan membahayakan keselamatan
Rabu, 5 Februari 2025 | 19:24 WIB
Kekacauan Wisatawan di Perlintasan Kereta Kyoto
Perlintasan kereta di dekat Fushimi Inari Taisha kembali mengalami gangguan akibat wisatawan yang mengabaikan rambu-rambu keselamatan. Kejadian ini menyebabkan keterlambatan perjalanan dan membahayakan keselamatan warga setempat.
Lonjakan Wisatawan di Fushimi Inari Taisha
Perlintasan kereta di Kyoto kerap menghadapi lonjakan wisatawan yang menyebabkan kemacetan dan gangguan lalu lintas. Pada 26 Januari, sekelompok besar wisatawan tetap melintas meski alarm tanda kereta berbunyi. Akibatnya, petugas terpaksa menekan tombol darurat untuk menghentikan kereta yang sedang melaju, menghindari kecelakaan fatal.
Fenomena ini sering terjadi, terutama saat musim liburan seperti Tahun Baru dan sakura. Wisatawan yang berkumpul dalam jumlah besar sering kali tidak memperhatikan keselamatan, mengabaikan peraturan di perlintasan kereta, dan menyebabkan keterlambatan perjalanan bagi penduduk lokal.
Risiko Keselamatan dan Gangguan Lalu Lintas
Situasi di perlintasan ini semakin berbahaya karena jalur tersebut juga digunakan oleh kendaraan bermotor. Saat wisatawan menyeberang tanpa aturan, kendaraan seperti taksi dan mobil pribadi kesulitan melintasi area tersebut. Bahkan, dalam insiden terakhir, sebuah taksi nyaris tertimpa palang kereta akibat terjebak di tengah kerumunan.
Dengan kepadatan wisatawan yang terus meningkat, risiko kecelakaan semakin tinggi. Banyak wisatawan berjalan tanpa arah, bertabrakan satu sama lain, hingga menyebabkan kekacauan yang sulit dikendalikan. Hal ini menjadi perhatian utama bagi otoritas lokal serta operator kereta yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang.
Solusi untuk Mengatasi Overtourism di Kyoto
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi dapat dipertimbangkan, seperti penempatan petugas keamanan di perlintasan kereta. Namun, mengingat banyaknya lokasi wisata di Kyoto, solusi ini mungkin tidak praktis untuk diterapkan sepanjang waktu.
Alternatif lain adalah pemasangan rambu-rambu yang mengarahkan wisatawan agar berjalan di sisi yang benar, menghindari kemacetan. Namun, solusi ini juga memiliki tantangan, terutama jika wisatawan dalam kelompok besar harus terpisah saat menyeberang. Selain itu, waktu tunggu di perlintasan yang cukup lama dapat memperburuk kondisi kepadatan di lokasi tersebut.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/a0IvNzfP_1A?si=1RPkYfNmD3mQDLf5" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen></iframe>
Pendekatan yang lebih efektif mungkin adalah kolaborasi antara pemerintah kota, operator kereta, dan pemandu wisata untuk mengatur jadwal perjalanan wisatawan. Dengan komunikasi yang lebih baik, wisatawan dapat diarahkan untuk melintasi perlintasan pada waktu yang tidak berdekatan dengan kedatangan kereta, sehingga mengurangi risiko kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Kejadian di perlintasan kereta Kyoto ini menyoroti dampak overtourism yang perlu segera diatasi. Tanpa langkah yang tepat, keselamatan wisatawan dan penduduk lokal akan terus terancam. Solusi jangka panjang harus segera diterapkan demi kenyamanan dan keselamatan semua pihak.