Formula One menjadi salah satu olahraga yang popularitasnya meningkat beberapa tahun belakangan. Mulai dari adanya seri dokumenter “Drive to Survive” yang membuat orang lebih mengetahui dunia dibalik balapan bergengsi ini, hingga akhirnya film Formula One ini sendiri dibuat. Apakah film ini benar-benar menggambarkan dunia F1? mari kita bahas.

Perkenalan

Film ini sendiri menceritakan sebuah tim F1 yang sedang dalam krisis karena tidak meraih poin sama sekali. Di sinilah mereka merekrut seorang pembalap bernama Sonny Hayes yang diperankan Brad Pitt. Dari titik Sonny bergabung ke F1, cerita akan berfokus pada perkembangan karakter Sonny itu sendiri dan timnya.

Dengan Joseph Kosinki yang menjadi sutradara di film ini, kita dapat melihat gaya khasnya seperti di film-film lainnya. Adegan demi adegan yang membuat adrenalin meningkat, rasa sensasional menemani kita sepanjang film berjalan.

Cerita yang Menegangkan

Storyline film ini jujur terasa cukup seru dan menegangkan. Tensi dalam film ini tidak dibuat turun hampir sepanjang cerita berjalan. Adegan balapan yang membuat kita seolah-olah menjadi Sonny itu sendiri, tegang untuk meraih garis finish.

Cerita film ini juga menyuguhkan rollercoaster emosi yang memperlihatkan adegan sedih, marah, bahagia dalam satu proses cerita. Namun, sebagai orang yang mengikuti F1, banyak hal yang terasa aneh dan janggal. Meskipun tidak mengganggu keseluruhan cerita, hal ini akan mimin bahas lebih lanjut di akhir review.

Visualnya Bukan Main

Melihat sutradaranya yang pernah menggarap Top Gun: Maverick, Tron, dll. Tak heran kita akan melihat gaya visual yang cukup mirip. Joseph Kosinki berani membuat adegan dengan sudut pandang karakter yang beradrenalin tinggi sehingga dapat membuat kita sebagai penonton merasakan adrenalin yang sama dengan sang karakter utama.

Adegan balapan yang imersif menjadikan film F1 ini sebagai salah satu film balapan paling baik yang pernah ada menurut mimin. Melihat komite produksinya, budget yang dikeluarkan untuk film seperti ini dengan visualnya yang sangat baik tentu memperlihatkan angka yang luar biasa.

All Out Audio

Selain visualnya, audio di film ini kerennya bukan main. Meski banyak yang menyebut kalau suara mesin F1 sekarang tidak sebagus mesin terdahulunya, F1 tetaplah F1. Mereka bisa menyajikan kualitas suara mesin yang menggelegar dan terdengar sangat bagus.

Bukan cuma suara mesin, budget untuk audio film ini juga tidak bisa diremehkan. Penyanyi-penyanyi ternama, yang mungkin kalian mengenalnya sebagian dari mereka, turut mengisi lagu sebagai pengiring film F1 ini.

Pandangan Entusias

Sebagai penggemar dari olahraga ini, film F1 terbilang masih cukup enjoyable dan segar untuk ditonton. Pengambilan sudut pandang pembalap yang keren terbilang cukup jenius untuk menarik penggemar melihat seru dan tegangnya balapan F1.

Meskipun begitu, bukan berarti film ini cukup sempurna. Ada bagian-bagian yang tidak realistis secara regulasi nyata dari balap Formula One itu sendiri. Cukup banyak adegan yang terbilang janggal jika dilihat dari sisi balapan aslinya. Sifat dari karakter Sonny Hayes itu sendiri juga bukanlah hal yang patut untuk dilakukan karena dapat membuat penggemar baru berpikir kalau hal buruk yang dilakukannya dapat dianggap benar.

Kesimpulan

Sebagai penutup dari ulasan ini, film F1 terbilang cukup worth untuk ditonton baik saat tayang di layar lebar maupun melalui platform digital. Terdapat experience yang cukup immersive dari segi balapan F1 aslinya. Film ini juga menyajikan kualitas yang sangat bagus, baik dari segi visual, audio, dan juga storyline yang tidak membosankan.

Memberikan rasa tegang yang cukup baik, perlu dicatat bahwa film ini tidak benar-benar menggambarkan bagaimana balap Formula One 100% seperti sebenarnya. Meskipun bukan film yang cukup baik dari segi realistis menurut sudut pandang fans, namun bagaimana film ini menggambarkan sebuah balapan yang menarik sudah cukup bisa untuk menggaet penggemar baru mengikuti F1.

Rating Film F1: The Movie dari Penulis