Jepang
Polisi Gerebek Concafe Ilegal di Osaka Jepang
Polisi Gerebek Concafe Ilegal di Osaka Jepang

Sektor hiburan Jepang kembali disorot setelah concafe atau concept cafe di Osaka menjadi target razia polisi. Tempat ini, mirip seperti host club versi ringan, menjadi tren baru yang menyasar pelanggan wanita, namun tanpa izin resmi sering kali menyimpang dari aturan hukum hiburan malam. Peningkatan jumlah concafe ilegal, terutama yang beroperasi di kawasan elektronik Nipponbashi, memicu keprihatinan atas pelanggaran izin, jam operasional, hingga praktik yang merugikan konsumen.

Penertiban Concafe di Osaka oleh Kepolisian

Razia concafe ilegal di Osaka oleh kepolisian terjadi karena banyaknya pelanggaran terhadap hukum hiburan malam, izin operasional, dan jam layanan. Concafe dikenal sebagai tempat dengan tema unik, di mana staf pria mengenakan kostum seperti pelayan, polisi, hingga murid sekolah swasta, memberikan pengalaman berbeda bagi pelanggan wanita. Sayangnya, banyak dari mereka tidak mengantongi izin hiburan malam, dan hanya terdaftar sebagai kafe makanan biasa.

Dengan dalih sebagai kafe biasa, banyak concafe menghindari pembatasan seperti jam buka yang tidak boleh melewati tengah malam dan larangan menerima pengunjung di bawah umur. Namun, aktivitas mereka sebenarnya masuk dalam kategori hiburan dewasa, karena melibatkan interaksi pribadi di bilik tertutup, seperti bercakap intim, minum bersama, hingga bermain peran, tanpa izin yang sah.

Pelanggaran Hukum Hiburan Malam

Pelanggaran hukum hiburan malam di Osaka menjadi perhatian utama dalam penggerebekan ini. Concafe ilegal, aktivitas tersembunyi, dan izin tidak lengkap menjadi indikator utama dalam penindakan. Dalam sebuah kasus pada Mei 2025, polisi menangkap pemilik dan manajer concafe karena staf pria diketahui memberikan layanan hiburan secara pribadi kepada pelanggan wanita tanpa izin resmi.

Menurut pernyataan pejabat kepolisian Osaka, “Meskipun terdaftar sebagai kafe, mereka secara ilegal menyediakan layanan hiburan seperti minum bersama staf pria dan berbicara secara intim dalam ruangan tertutup.” Pelanggaran ini termasuk dalam hukum yang melindungi masyarakat dari penyalahgunaan layanan hiburan malam dan potensi eksploitasi.

Revisi Hukum dan Langkah Tegas Pemerintah

Langkah penertiban ini diperkuat dengan revisi hukum, pengetatan aturan, dan hukuman lebih berat untuk pelanggaran izin. Pada Mei 2025, Dewan Perwakilan Jepang mengesahkan amandemen terhadap hukum hiburan malam, yang memperberat sanksi untuk bisnis seperti host club dan concafe yang beroperasi tanpa izin.

Pemerintah Jepang menanggapi serius lonjakan kasus pelanggan wanita yang terlilit utang setelah mengunjungi tempat hiburan semacam ini, hingga berujung pada praktik papakatsu atau kencan berbayar, dan eksploitasi. Dengan undang-undang baru yang akan diberlakukan satu bulan setelah diumumkan, polisi Osaka pun memperluas pengawasan terhadap sekitar 100 concafe yang tersebar di distrik Nipponbashi.

Reaksi Industri dan Keluhan Masyarakat

Tingginya laporan masyarakat terkait penawaran agresif, penjualan layanan berlebihan, dan pelecehan sosial turut memperkuat alasan razia. Polisi mencatat 200 keluhan selama tahun 2024, mayoritas berasal dari sekitar Ota Road, wilayah yang menjadi pusat concafe pria. Bahkan, salah satu concafe yang diamankan sebelumnya menawarkan layanan “tamparan wajah” oleh staf wanita seharga 500 yen per tamparan.

Pengakuan pemiliknya, “Kami tidak mengurus izin hiburan karena pembatasan jam malam akan merugikan penjualan,” menunjukkan bagaimana sektor ini dengan sengaja menghindari hukum demi keuntungan. Dengan adanya tekanan dari publik dan pengawasan ketat dari pihak berwenang, pelaku industri concafe kini harus lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya.

 

Sumber: ©︎ Tokyo Kinky | Dok: © Bruna Santos/Piexels