Jepang
Jepang Genjot Daya Saing IP Lewat Kecerdasan Buatan
Jepang Genjot Daya Saing IP Lewat Kecerdasan Buatan

Sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi global, pemerintah Jepang mengumumkan strategi baru untuk meningkatkan daya saing hak kekayaan intelektual, khususnya melalui pemanfaatan kecerdasan buatan dan kolaborasi global. Strategi ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional, menargetkan kontribusi senilai 1 triliun yen dari sektor konten budaya populer seperti anime. Dengan peringkat ke-13 dalam Global Innovation Index 2024, Jepang bertekad naik ke posisi empat besar pada tahun 2035 melalui transformasi inovatif ini.

Dorongan Inovasi IP Jepang Lewat Kecerdasan Buatan

Pemerintah Jepang resmi meluncurkan strategi kekayaan intelektual tahun 2025 dengan menitikberatkan pada kecerdasan buatan, daya saing IP, dan pengembangan teknologi. Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menegaskan pentingnya teknologi dan kekayaan intelektual sebagai sumber utama kekuatan ekonomi nasional. Fokus utama strategi ini adalah memanfaatkan AI untuk mendukung penciptaan teknologi baru dan memperkuat posisi Jepang dalam kompetisi global.

Selain itu, pemerintah tengah mengkaji pengakuan hak paten untuk individu yang menciptakan AI yang menghasilkan teknologi baru. Saat ini, regulasi tentang kontribusi pengembang AI masih belum jelas, sehingga diperlukan kerangka hukum yang lebih transparan. Strategi ini juga mendorong pengembangan standar teknologi internasional yang bersumber dari Jepang melalui kerjasama lintas sektor.

Anime dan Budaya Populer sebagai Penggerak Ekonomi Regional

Dengan mengandalkan popularitas global anime Jepang, pemerintah ingin mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan memperkuat posisi konten budaya lokal di pasar dunia. Konten seperti film animasi yang menampilkan kekhasan budaya Jepang akan dijadikan alat untuk menarik minat global serta membangun jaringan ekonomi kreatif yang meluas hingga ke daerah-daerah.

Potensi ekonomi dari strategi ini diproyeksikan mencapai sekitar 1 triliun yen. Hal ini menunjukkan bahwa hak kekayaan intelektual, khususnya di sektor hiburan dan budaya, mampu berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pemerintah juga mendorong daerah-daerah untuk berinovasi dengan konten lokal agar bisa bersaing di kancah global.

Peningkatan Daya Saing Melalui Talenta Global dan Kolaborasi

Untuk mewujudkan target masuk ke empat besar Global Innovation Index pada 2035, Jepang akan menggenjot kolaborasi antara sektor publik dan swasta, khususnya dalam bidang energi, mobilitas, dan pencegahan bencana. Strategi ini juga menekankan pentingnya pengembangan SDM serta menarik talenta asing unggulan agar dapat memperkuat kapasitas inovasi nasional.

Jepang saat ini berada di peringkat ke-13, tertinggal dari Korea Selatan (peringkat 6) dan Tiongkok (peringkat 11). Dengan lebih dari 80 indikator dalam indeks ini, termasuk infrastruktur dan pendidikan, Jepang berupaya keras memperbaiki performanya melalui reformasi di bidang hak kekayaan intelektual, teknologi AI, dan standar internasional.

 

Sumber: ©︎ Japan Today | Dok: © KYODO