Jepang
Aksi Polisi Ngebut Dikejar Polisi di Nagasaki
Aksi Polisi Ngebut Dikejar Polisi di Nagasaki

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Nagasaki ketika seorang polisi Nagasaki justru menjadi target kejaran polisi lainnya dalam sebuah aksi kebut-kebutan di jalan raya. Aksi yang berlangsung di jalan nasional ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga memicu diskusi soal bagaimana pihak berwenang menangani pelanggaran oleh anggotanya sendiri. Dalam peristiwa ini, kecepatan, pelanggaran hukum, dan kredibilitas kepolisian menjadi tiga poin utama yang dipertaruhkan.

Kejar-kejaran Polisi Nagasaki Bikin Geger

Dalam peristiwa unik yang terjadi pada Februari lalu, sebuah mobil melaju kencang melebihi batas kecepatan di jalan nasional dengan batas maksimal 50 kilometer per jam. Mobil tersebut melaju hingga 102 kilometer per jam, membuat satu unit polisi Nagasaki langsung melakukan pengejaran. Namun, meski menggunakan kendaraan dinas lengkap dengan sirene dan pengeras suara, mobil yang dikejar berhasil kabur dari kejaran. Kejadian ini memperlihatkan celah dalam sistem pengawasan, terutama jika pelanggar adalah bagian dari institusi itu sendiri.

Setelah dilakukan pemeriksaan nomor plat kendaraan, polisi mendapati fakta mencengangkan: sang pengemudi adalah anggota polisi Nagasaki sendiri yang sedang tidak bertugas. Petugas wanita yang masih berusia 20-an tahun itu diketahui melakukan 13 pelanggaran lalu lintas, termasuk menerobos lampu merah. Aksi nekat ini tak hanya menunjukkan ketidakpatuhan terhadap hukum, tapi juga mencoreng wibawa institusi penegak hukum tersebut.

Hukuman Ringan dan Respon Publik

Setelah penyelidikan penuh dilakukan, polisi wanita tersebut menerima sanksi berupa pemotongan gaji 10 persen selama enam bulan dari kepolisian Nagasaki. Tak hanya itu, kasusnya juga dikirim ke kejaksaan untuk melihat apakah akan diteruskan ke jalur pidana. Namun, banyak pihak menganggap hukuman yang dijatuhkan terlalu ringan, mengingat jumlah pelanggaran dan tingkat bahayanya.

Dalam pernyataannya, sang polisi mengatakan bahwa ia sedang pulang dari rumah orang tua dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang dikejar polisi. “Saya tidak sadar ada mobil patroli mengejar. Saya hanya ingin cepat pulang dan tidur,” ujarnya. Banyak netizen menyangsikan alasan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk “penyangkalan atau pengalihan”. Sikap tersebut dianggap mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan bisa menjadi preseden buruk di kalangan aparat.

Keterampilan Berkendara vs Etika Profesi

Meski mengejutkan, tidak sedikit netizen yang justru terkesan dengan kemampuan menyetir polisi muda tersebut. Beberapa komentar menyebutkan bahwa ia “lebih cocok menjadi pembalap profesional” daripada penegak hukum. Beberapa menyindir, “Dia lolos dari mobil polisi yang biasanya 3.5L V6 Crown, jadi dia pasti pakai mobil luar biasa.”

Namun di sisi lain, kemampuan menyetir tanpa kecelakaan saat melakukan pelanggaran justru menyoroti potensi bahaya jika kemampuan itu tidak digunakan secara bertanggung jawab. Banyak yang menyarankan agar kasus seperti ini ditangani oleh kepolisian dari wilayah lain, untuk menghindari konflik kepentingan. Kini, setelah pengunduran dirinya pada 1 Mei, polisi tersebut berpeluang untuk menghabiskan waktu panjang di rumah—mungkin untuk bermain Mario Kart seperti yang disindir oleh beberapa komentar warganet.

 

Sumber: ©︎ Sora News 24 | Dok: © Pakutaso