Berita Budaya Cosplay Meningkat di Jepang, Market Cosplay Diprediksi Tembus 1 triliun Yen Pada Tahun 2030

Dari Hobi ke Industri Besar

Cosplay, yang dulunya hanya dikenal sebagai hobi penggemar budaya pop, kini menjelma menjadi fenomena global dengan potensi besar untuk pertumbuhan industri lokal maupun internasional. Acara-acara cosplay kini marak digelar di berbagai belahan dunia, menarik perhatian banyak pihak. Pada akhir September lalu, Tokyo Game Show di Chiba menjadi magnet bagi para cosplayer, atau “layer” sebagaimana mereka dikenal di Jepang.

6

Dokumentasi: Oona McGee

Seorang karyawan asal Amerika Serikat, yang kini tinggal di Tokyo, hadir mengenakan kostum karakter dari gim populer Danganronpa. “Awalnya saya malu, tapi sekarang saya merasa senang ketika orang-orang memotret saya sebagai karakter favorit mereka,” ungkapnya. Saat ini, diperkirakan ratusan ribu cosplayer tersebar di Jepang, banyak di antaranya menjadikan cosplay sebagai kegiatan rekreasi.

2

Dokumentasi: Oona McGee

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah, pusat perbelanjaan, dan berbagai organisasi semakin gencar menyelenggarakan acara cosplay, seperti World Cosplay Summit di Aichi, demi menarik wisatawan dan generasi muda. Salah satu perusahaan di Osaka, Hacosta Inc., bahkan mengadakan acara cosplay selama 100 hari setiap tahun, dengan total pengunjung mencapai 200.000 orang. “Banyak anak muda yang datang, baik untuk berpartisipasi maupun sekadar bertemu cosplayer idola mereka,” kata salah satu staf Hacosta.

Jejak Sejarah dan Perubahan di Era Digital

Tradisi menyamar dalam budaya Jepang sudah ada sejak lama, bahkan sejak akhir zaman Edo. Fenomena seperti “Eejanaika” mencerminkan keinginan masyarakat untuk keluar dari rutinitas. Namun, cosplay modern mulai mendapat perhatian luas sejak hadirnya Comic Market di tahun 1970-an. Kehadiran media sosial seperti Instagram dan X (sebelumnya Twitter) pada tahun 2010-an menjadi titik balik besar.

3

Dokumentasi: Oona McGee

Anak muda mulai melihat cosplay sebagai cara untuk tampil menarik dan menunjukkan sisi kreatif mereka. “Banyak yang merasa nyaman menunjukkan berbagai sisi diri mereka melalui cosplay,” ujar Prof. Takeshi Okamoto dari Universitas Kindai.

Bisnis Baru dalam Dunia Cosplay

Seiring meningkatnya popularitas cosplay, berbagai layanan baru bermunculan, seperti Narikiri, yang menawarkan kostum dan alat peraga custom-made. Dengan harga mulai dari ¥60.000 hingga ¥1 juta, layanan ini menjembatani kebutuhan cosplayer yang menginginkan kostum berkualitas tinggi namun tidak memiliki keahlian menjahit.

4

Dokumentasi: Oona McGee

Presiden Otacrowd Co., Shigenobu Chaki, optimis terhadap masa depan cosplay, “Kami melihat permintaan besar tidak hanya di Jepang, tetapi juga di luar negeri.”

Tantangan Hak Cipta dan Potensi Pasar Global

Meski pasar cosplay diprediksi melampaui ¥1 triliun pada 2030, ada tantangan besar terkait pelanggaran hak cipta. Hingga kini, banyak perusahaan pemegang hak cipta memberikan persetujuan tak tertulis, tetapi cosplayer tetap diimbau berhati-hati terhadap pelanggaran hukum.

5

Dokumentasi: Oona McGee

Cosplay bukan lagi sekadar hobi. Ia telah menjadi simbol kekuatan budaya pop Jepang yang mampu menarik perhatian dunia. Dengan pengelolaan yang tepat, cosplay dapat menjadi salah satu pilar utama dalam ekspansi global budaya Jepang.

Penulis