Anime
Kontroversi Anime DANDADAN: Parodi Lagu X JAPAN Picu Perdebatan soal Hak Cipta dan “Standar Global”
Kontroversi Anime DANDADAN: Parodi Lagu X JAPAN Picu Perdebatan soal Hak Cipta dan “Standar Global”

Seputar Otaku - Anime DANDADAN baru-baru ini menuai kontroversi setelah salah satu episodenya menampilkan lagu parodi yang dianggap mirip dengan karya band legendaris X JAPAN. Insiden ini memaksa studio Science Saru menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Yoshiki, musisi sekaligus pendiri band tersebut.

Kasus ini kemudian memicu diskusi yang lebih luas di industri anime, tidak hanya soal pelanggaran hak cipta, tetapi juga tantangan dalam menyesuaikan diri dengan apa yang disebut sebagai “standar global”.

 

Pengacara terkenal, Masaki Kito menilai kasus DANDADAN sebagai peringatan serius bagi dunia manga dan anime. Menurutnya, jika Jepang ingin terus mengekspor karya kreatifnya ke pasar internasional, maka aspek hukum hak cipta global tidak boleh diabaikan.

Ia membandingkan dengan Hollywood, yang selalu mempertimbangkan hukum lintas negara sebelum merilis film atau serial ke pasar dunia. “Industri Jepang perlu belajar dari praktik ini agar tidak menghadapi masalah hukum di masa depan,” jelasnya.

Persoalan dalam DANDADAN tidak hanya soal musik, tetapi juga penggunaan nama karakter yang diduga merujuk pada tokoh nyata. Hal ini bisa menjadi masalah serius jika dipasarkan ke luar negeri.

Namun, sebagian penggemar di Jepang berpendapat bahwa terlalu banyak regulasi justru bisa membatasi kebebasan kreatif. Standar global yang masih abu-abu dianggap berpotensi mengikis keunikan khas anime Jepang.

Meski menuai kritik, banyak penggemar melihat kontroversi ini sebagai sesuatu yang justru meningkatkan popularitas DANDADAN. Forum dan video penggemar ramai membahas easter egg budaya yang muncul dalam seri ini, dan hal itu justru memperluas daya tarik anime, terutama bagi penonton internasional yang gemar memburu referensi tersembunyi.

Kasus DANDADAN membuka perdebatan besar bagi masa depan anime Jepang:

  • Haruskah anime lebih menyesuaikan diri dengan standar hukum internasional?
  • Atau sebaliknya, mempertahankan identitas lokal meski berisiko menuai kontroversi?

Jawaban dari pertanyaan ini akan sangat menentukan arah industri anime, terutama saat semakin banyak karya Jepang yang menembus pasar global.