Pria Gandakan Kunci untuk Bobol Rumah Rekan Wanita
Pria gandakan kunci rekan kerja untuk membobol rumahnya di Ota lebih dari 20 kali dan mencuri pakaian serta barang pribadi.
.webp)
.webp)
Dalam kasus mengejutkan yang terjadi di Distrik Ota, seorang karyawan pria berusia 27 tahun menggandakan kunci rumah rekan kerja, membobol tempat tinggal korban, dan mencuri berbagai barang pribadi wanita tersebut. Aksi kejahatan ini dilakukan lebih dari 20 kali dan mengungkap sisi gelap penyalahgunaan akses di lingkungan kerja. Polisi kini tengah menyelidiki lebih lanjut motif serta dampak dari kasus pelanggaran privasi ini, termasuk penyalahgunaan kepercayaan antara rekan kerja.
Karyawan Pria Bobol Rumah Rekan Wanita dengan Kunci Duplikat
Kasus yang mencengangkan terjadi di Distrik Ota, Tokyo, saat seorang pria bernama Yuki Murai, berusia 27 tahun, dilaporkan telah membobol rumah rekan kerja wanitanya lebih dari 20 kali menggunakan kunci duplikat. Murai, yang merupakan atasan langsung dari korban, memanfaatkan kesempatan saat menemukan kunci rumah korban di dalam tasnya pada sekitar Agustus tahun lalu di tempat kerja mereka.
Dengan modus kejahatan terencana, pelaku memotret kunci tersebut menggunakan ponsel pribadinya. Berdasarkan nomor yang tertera pada kunci, Murai kemudian membuat salinan kunci untuk dapat mengakses apartemen korban secara diam-diam. Pelaku diketahui tinggal di Kota Kawasaki, tidak jauh dari lokasi korban tinggal.
Dalam salah satu aksi terbarunya, pada 30 Maret tengah malam, Murai mencuri enam barang dari rumah korban, termasuk pakaian, tas, dan kamera keamanan, dengan total kerugian sekitar 15.000 yen. Yang lebih mengkhawatirkan, pelaku juga menyimpan sekitar 300 foto bagian dalam rumah korban di ponselnya. Hal ini memperkuat dugaan bahwa Murai telah merencanakan kejahatan ini dengan seksama dan berniat memantau korban secara diam-diam.
Motif Balas Dendam Karena Cinta Ditolak
Pihak kepolisian melaporkan bahwa motif utama Murai adalah dendam pribadi karena cintanya ditolak oleh korban. Dalam pernyataannya kepada polisi, Murai mengaku, “Saya punya perasaan padanya, tetapi dia mengabaikan panggilan saya, jadi saya ingin membuatnya menderita”. Pernyataan ini memperlihatkan bahwa kejahatan tersebut dilandasi oleh emosi dan hasrat balas dendam yang tidak pantas.
Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa penolakan hubungan pribadi di tempat kerja bisa memicu tindakan kriminal, terlebih jika pelaku memiliki akses atau kekuasaan atas korban. Dalam dunia profesional, hubungan atasan dan bawahan seharusnya dibangun atas dasar respek dan batas yang jelas, bukan keintiman sepihak yang dipaksakan. Sayangnya, dalam kasus ini, korban justru menjadi sasaran ancaman dan kehilangan rasa aman di tempat tinggalnya sendiri.
Kamera Pengaman Dicuri, Investigasi Polisi Berlanjut
Setelah menyadari ada barang-barang yang kerap hilang dari kediamannya, korban memutuskan untuk memasang kamera pengaman di rumahnya. Namun langkah tersebut tak sepenuhnya efektif karena kamera-kamera itu pun ikut dicuri oleh pelaku dalam salah satu aksinya. Hal ini memperkuat tuduhan bahwa Murai tidak hanya mencuri, tetapi juga berusaha menghilangkan jejak kejahatan.
Polisi menyita ponsel milik pelaku yang berisi ratusan foto kondisi rumah korban sebagai alat bukti tambahan. Kasus ini tengah dalam penanganan intensif untuk menentukan tingkat pelanggaran hukum, termasuk potensi pelanggaran privasi dan penyalahgunaan kekuasaan. Keamanan dan keselamatan di ruang pribadi menjadi isu utama dalam investigasi ini, terutama karena pelaku memiliki akses yang berasal dari lingkungan kerja profesional.
Sumber: ©︎ Tokyo Reporter | Dok: © Yuki Murai (X)
Rekomendasi

Pria California Ditangkap Usai Curi Game Nintendo Switch dari Perpustakaan
3 jam yang lalu
Clair Obscur Jadi Inspirasi Square Enix Dalam Pengembangan Game Baru Final Fantasy
3 jam yang lalu
Frontier Hapus Konten AI di Jurassic World Evolution 3
3 jam yang lalu
Pesan Politik Final Fantasy Tactics Masih Relevan
3 jam yang lalu