Pop Kultur
Terobosan Ratu Hakurei: Peluang Baru Shogi Wanita
Terobosan Ratu Hakurei: Peluang Baru Shogi Wanita

Di tengah dunia shogi wanita Jepang yang telah lama dipisahkan dari liga utama, muncul harapan baru melalui sistem Ratu Hakurei. Langkah ini menjadi angin segar dalam mendorong kesetaraan gender di dunia shogi, terutama setelah kegigihan pemain seperti Tomoka Nishiyama yang nyaris menembus gerbang liga profesional umum. Kini, dengan hadirnya jalur alternatif baru ini, masa depan pemain shogi wanita menjadi semakin cerah dan terbuka lebar.

Peluang Baru Shogi Wanita Lewat Sistem Ratu Hakurei

Sistem Ratu Hakurei menjadi terobosan yang membuka jalan baru bagi pemain shogi wanita untuk memasuki liga profesional Jepang. Sebelumnya, satu-satunya cara bagi wanita untuk menjadi pemain profesional setara pria adalah melalui Ujian Masuk Profesional yang sangat sulit. Hanya empat orang yang berhasil lolos ujian tersebut dalam dua dekade terakhir. Namun, keputusan revolusioner dari Presiden baru Japan Shogi Association (JSA), Ichiyo Shimizu, membawa harapan baru bagi seluruh komunitas shogi wanita.

Jika seorang pemain wanita memenangkan gelar Hakurei sebanyak lima kali, maka ia akan memperoleh gelar seumur hidup sebagai Queen Hakurei dan berhak langsung masuk ke Free Class, kategori profesional dalam liga umum. Tomoka Nishiyama, yang telah memenangkan gelar tersebut tiga kali, kini hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk mencetak sejarah sebagai pemain wanita pertama yang lolos ke liga profesional umum melalui sistem ini. Ia hampir mencapai prestasi itu sebelumnya melalui ujian konvensional, tetapi gagal di pertandingan terakhirnya.

Ujian Masuk Profesional: Tantangan Berat bagi Shogi Wanita

Sebelum adanya sistem Ratu Hakurei, pemain shogi wanita harus melewati rintangan besar dengan mengikuti Ujian Masuk Profesional. Tes ini menuntut pemain untuk melawan profesional muda dan mencetak tiga kemenangan dalam serangkaian pertandingan. Jika berhasil, mereka akan langsung memperoleh gelar dan empat dan menjadi pemain profesional setara.

Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Bahkan Tomoka Nishiyama, pemegang tiga gelar wanita, gagal pada percobaan terakhirnya meski tampil luar biasa. Banyak yang mengibaratkan bahwa lawan dalam shogi “tidak akan hanya duduk diam menunggu kita melepaskan jurus andalan”. Ini menunjukkan bahwa persaingan di dunia shogi profesional Jepang memang sangat ketat, apalagi bagi pemain wanita yang ingin masuk ke ranah yang selama ini didominasi pria.

Free Class: Pintu Masuk Liga Umum untuk Ratu Hakurei

Kategori Free Class menjadi tempat pertama yang akan diakses oleh para pemegang gelar Queen Hakurei. Di kelas ini, pemain profesional dapat bermain dengan jadwal lebih fleksibel dan tidak terikat penuh seperti pemain liga reguler. Free Class juga menjadi wadah bagi pemain yang gagal mempertahankan posisinya di liga reguler.

Dengan masuk ke Free Class, para pemain seperti Nishiyama akan memiliki kesempatan nyata untuk membuktikan diri dan naik ke liga atas. Jalur ini juga bisa menjadi batu loncatan bagi pemain shogi wanita berbakat lainnya yang tidak sempat menempuh jalur tradisional melalui Shoreikai atau sekolah magang Shogi yang ketat. Di sinilah sistem kesetaraan dalam shogi Jepang mulai terlihat nyata.

Pro Kontra dan Harapan Masa Depan Shogi Wanita

Meski sistem Ratu Hakurei mendapat dukungan, tidak sedikit pula kritik dari kalangan konservatif. Beberapa pihak menyebut langkah ini sebagai “keistimewaan tidak adil”. Namun melihat betapa sulitnya Ujian Masuk Profesional, banyak yang berpendapat bahwa tambahan jalur ini bukanlah kemudahan, tetapi pengakuan atas kerja keras dan bakat pemain shogi wanita.

Dengan dua pemain wanita terkuat saat ini sudah berusaha menembus liga umum, serta sistem baru yang mendukung peluang lebih besar, masa depan shogi wanita Jepang tampak lebih cerah. Semoga dengan sistem ini, akan lahir pemain wanita yang tidak hanya menembus liga umum, tetapi juga menginspirasi generasi baru pecinta shogi dan memunculkan lebih banyak talenta muda perempuan dalam kompetisi shogi profesional.

 

Sumber: ©︎ NHK | Dok: © Japan Forward