Kisah asmara antara pria paruh baya dan pekerja seks di Jepang kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, insiden mengejutkan terjadi di Prefektur Shizuoka, di mana seorang pekerja seks muda ditangkap karena mengirim ancaman pembunuhan kepada kekasihnya yang jauh lebih tua. Hubungan yang bermula dari ketertarikan fisik ini akhirnya berubah menjadi drama kriminal penuh emosi, memperlihatkan betapa berbahayanya keterlibatan dalam relasi yang tak seimbang.

Kasus Ancaman Pembunuhan oleh Pekerja Seks di Shizuoka

Insiden ini terjadi pada 8 Juni di wilayah barat Prefektur Shizuoka, Jepang. Seorang pria berusia lima puluhan melaporkan bahwa ia menerima pesan ancaman dari kekasihnya yang berusia 22 tahun, seorang pekerja seks komersial yang bekerja di kota Shimada. Dalam pesan yang dikirim melalui aplikasi LINE, wanita tersebut menulis: “Saya akan membunuhmu dan seluruh keluargamu.” Polisi yang menerima laporan dari pria itu langsung bertindak cepat, dan menangkap wanita tersebut keesokan harinya.

Wanita itu diketahui bekerja di sebuah rumah bordil lokal, dan diduga telah menjalin hubungan pribadi dengan pria tersebut di luar aktivitas profesionalnya. Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana keduanya saling mengenal, dugaan sementara mengarah pada aplikasi kencan berbayar yang cukup umum di kalangan pekerja seks. Hubungan yang awalnya bersifat transaksional kemudian berkembang menjadi hubungan pribadi yang akhirnya memicu konflik.

Pihak kepolisian mengungkap bahwa konflik serius terjadi di antara keduanya pada pagi hari tanggal 8 Juni. Saat pria tersebut sedang dalam proses membuat laporan di kantor polisi, pesan ancaman dari sang wanita masuk ke ponselnya. Hal ini memperkuat dugaan bahwa tindakan ancaman kekerasan itu bukan sekadar reaksi emosional, tetapi juga bentuk intimidasi serius terhadap korban.

Hubungan Tak Seimbang Bisa Picu Kekerasan

Fenomena hubungan beda usia antara pria paruh baya dan wanita muda, terutama dengan latar belakang sebagai pekerja seks, bukanlah hal baru di Jepang. Namun, ketika hubungan semacam ini keluar dari batas profesional dan masuk ke ranah personal, risiko konflik emosional sangat tinggi. Apalagi jika tidak ada kejelasan peran, batas, atau ekspektasi dalam relasi tersebut.

Dalam kasus ini, relasi yang tampak seperti kekasih simpanan berubah menjadi hubungan penuh tekanan emosional. Wanita muda itu merasa memiliki hak atas pria tersebut, sementara si pria merasa terancam ketika hubungan tak berjalan seperti yang diinginkan. Kombinasi antara kecemburuan, tekanan finansial, dan ketidakseimbangan kuasa dapat menjadi bahan bakar utama dalam konflik berujung ancaman.

Polisi Dalami Motif dan Latar Belakang Pelaku

Polisi setempat kini terus menyelidiki motif pelaku, termasuk apakah ada tekanan dari pihak luar atau faktor psikologis yang mendorong wanita muda itu mengeluarkan ancaman pembunuhan. Pihak berwajib juga menyelidiki apakah pesan tersebut sekadar luapan emosi atau memang ada rencana tindakan kekerasan nyata yang disiapkan sebelumnya.

Selain itu, kepolisian juga akan memeriksa apakah relasi antara keduanya bersifat eksklusif atau hanya satu dari banyak hubungan transaksional yang dijalani oleh pelaku. Pemahaman konteks ini akan membantu menentukan pasal hukum yang tepat untuk dikenakan serta kemungkinan adanya pelanggaran lain dalam hubungan tersebut.

Sumber: ©︎ Tokyo Kinky | Dok: © Tokyo Kinky