
Di balik citra Jepang sebagai negara yang aman dan tertib, muncul fenomena kriminal unik yang belakangan viral di media sosial, yaitu bumping men. Para pelaku bumping men atau dalam bahasa Jepang disebut butsukari otoko dengan sengaja menabrak orang di tempat umum seperti stasiun atau jalanan ramai. Aksi ini sering kali menimbulkan trauma psikologis bagi korban dan menimbulkan kebingungan tentang bagaimana cara menanganinya secara hukum. Fenomena bumping men, media sosial, dan keselamatan publik menjadi perhatian besar dalam kasus ini.
Fenomena Bumping Men yang Meresahkan Jepang
Meskipun Jepang dikenal sebagai negara dengan tingkat kriminalitas rendah, munculnya bumping men telah mencoreng reputasi tersebut. Aksi bumping men dilakukan di tempat umum yang padat, seperti stasiun dan trotoar, dengan modus menabrak pejalan kaki secara tiba-tiba. Kata kunci seperti bumping men, kriminal Jepang, dan keamanan publik mulai ramai diperbincangkan di forum-forum lokal maupun media sosial karena sulitnya menindak secara hukum para pelaku ini. Dalam beberapa kasus, benturan ini dilakukan cukup keras hingga menyebabkan luka fisik atau bahkan trauma emosional.
Menariknya, tindakan mereka sering kali diselimuti ambiguitas. Tidak sedikit dari pelaku yang mengklaim bahwa mereka justru menjadi korban tabrakan. Ketidakjelasan ini ditambah dengan norma masyarakat Jepang yang cenderung pasif dan menghindari konfrontasi membuat kasus bumping men, pelecehan publik, dan manipulasi sosial sulit ditindak secara langsung. Bahkan ada pelaku yang mencoba menuduh korban telah merusak barang milik mereka, memperumit penyelesaian konflik di tempat kejadian.
Psikologi Pelaku dan Contoh Kasus di Fukuoka
Salah satu kasus bumping men yang mencuat terjadi di Kota Fukuoka pada awal April 2025. Polisi berhasil menangkap seorang pria berusia 50-an yang terbukti menabrak pelajar SMA yang sedang mengendarai sepeda. Ternyata, pria tersebut merupakan seorang dosen di Universitas Seinan Gakuin, dan dia menyangkal tuduhan dengan alasan bahwa “siswa itu yang lebih dulu menabraknya”. Kasus ini memperlihatkan bagaimana pelaku bumping men, manipulasi korban, dan konflik jalanan dapat menyasar siapa saja tanpa memandang status sosial.
Polisi tidak percaya begitu saja dan bahkan menangkap pelaku tersebut untuk ketiga kalinya dengan tuduhan tambahan. Berdasarkan investigasi, laporan mengenai tindakan bumping men di wilayah tersebut telah muncul sejak Desember 2024. Dengan demikian, kasus dosen ini memperkuat anggapan bahwa pelaku bumping men, kekerasan tersembunyi, dan pelecehan publik bisa jadi merupakan tindakan yang berulang dan terorganisir.
Respons Warga, Turis Asing, dan Implikasi Hukum
Masyarakat Jepang sendiri mengungkapkan rasa frustrasi mereka melalui komentar online. Banyak yang mempertanyakan kondisi mental pelaku bumping men, pelecehan jalanan, dan budaya diam masyarakat Jepang yang memungkinkan hal ini terus terjadi. Seorang netizen bahkan menyatakan, “Apa yang harus terjadi dalam pikiran seseorang hingga dia rela melakukan hal ini berulang kali?” Banyak pula yang menyarankan agar pelaku diberikan hukuman tegas sebagai bentuk pencegahan.
Menariknya, peningkatan jumlah turis asing di Tokyo justru memberikan dampak positif. Seorang pemilik restoran di kawasan perbelanjaan bawah tanah mengaku bahwa sejak seorang wanita asal China memarahi dan merekam aksi seorang bumping man, pelaku tersebut tidak pernah terlihat kembali. Fenomena ini membuktikan bahwa ketegasan korban, dokumentasi bukti, dan perlawanan sosial dapat menurunkan kasus bumping men, budaya takut, dan sikap permisif.
Secara hukum, menurut Bengoshi.com, bumping dikategorikan sebagai bentuk kekerasan fisik, sehingga seseorang berhak membela diri atau bahkan melakukan penangkapan sipil. Namun, tindakan berlebihan dapat berbalik menjadi pelanggaran hukum. Maka dari itu, masyarakat disarankan untuk menghadapi bumping men, hukum sipil Jepang, dan keselamatan pribadi dengan cara yang bijak, seperti merekam kejadian dan melaporkannya ke pihak berwajib.
Sumber: ©︎ NHK News Web | Dok: © Pakutaso
Rekomendasi

Pengalaman Seru Ikuti Stamp Rally di Booth Muse AFA ID 2025
14 menit yang lalu.webp)
Nonton Anime Kowloon Generic Romance Episode 10 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
17 jam yang lalu.webp)
Nonton Anime I'm the Evil Lord of an Intergalactic Empire! Episode 10 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
17 jam yang lalu
Drama Kecemburuan di Wedding Wars Picu Ketegangan
1 hari yang lalu