
Peningkatan jumlah konversi SIM asing di Jepang mulai memicu reaksi dari pemerintah setempat. Dengan prosedur yang relatif mudah dan biaya perjalanan yang murah karena nilai yen rendah, banyak pemegang SIM luar negeri—khususnya dari Tiongkok—datang untuk mengubah izin mengemudi mereka menjadi SIM Jepang. Namun, tren ini kini menjadi sorotan tajam karena dianggap terlalu longgar dan membuka celah penyalahgunaan sistem.
Pemerintah Jepang Tinjau Aturan Konversi SIM Asing
Kementerian Keamanan Publik Jepang kini tengah meninjau konversi SIM asing yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data resmi, pada tahun 2014 tercatat 30.381 kasus, sementara pada tahun 2024 jumlah tersebut melonjak menjadi 75.905. Sistem yang berlaku saat ini memungkinkan pemohon mengajukan konversi SIM asing di Jepang hanya dengan ujian tertulis singkat dan tanpa keharusan memiliki alamat tetap di negara tersebut. Bahkan, alamat hotel dapat digunakan sebagai domisili sementara, yang membuat prosesnya menjadi sangat mudah.
Situasi ini telah memicu kekhawatiran dari sejumlah pejabat. Ketua Komisi Keselamatan Publik Nasional, Manabu Sakai, menyebut bahwa “ujian tertulis terlalu sederhana” dan harus dievaluasi kembali. Di sisi lain, mantan anggota kabinet, Taro Kono, mengklaim bahwa pihak kepolisian sudah mulai menghentikan pemberian SIM Jepang kepada warga Tiongkok yang tidak memiliki izin tinggal tetap. Meski begitu, belum ada pengumuman resmi dari Kepolisian Nasional terkait hal ini, dan laporan statistik terbaru menunjukkan bahwa lembaga tersebut masih dalam tahap investigasi.
SIM Jepang Jadi Jalan Pintas Dapat Izin Internasional
Alasan utama banyak pemohon asal Tiongkok tertarik mengubah SIM mereka di Jepang adalah karena izin mengemudi internasional. Jepang memiliki lebih banyak perjanjian pengakuan SIM dengan negara lain dibandingkan Tiongkok, sehingga lebih mudah bagi pemegang SIM Jepang untuk mendapatkan izin mengemudi internasional saat bepergian ke negara ketiga. Hal ini menjadikan SIM Jepang sebagai “jalan pintas” untuk mengakses jalur legal berkendara di luar negeri tanpa harus melalui proses rumit di negara asal.
Kombinasi antara nilai tukar yen yang lemah, biaya perjalanan murah, dan sistem konversi SIM Jepang yang mudah menciptakan peluang besar bagi pelancong asing. Ini mencuatkan kekhawatiran bahwa sistem tersebut telah disalahgunakan oleh mereka yang sebenarnya tidak berniat menetap atau berkendara secara sah di Jepang.
Reaksi Publik dan Usulan Solusi Pemerintah
Reaksi publik atas isu ini cukup beragam, meskipun sebagian besar sepakat bahwa sistem saat ini perlu diperketat. Banyak warganet menyuarakan keheranan mereka, seperti “Kapan kebijakan ini mulai berlaku?” hingga “Bagaimana bisa membatalkan SIM yang sudah diberikan tanpa alamat tetap?” Beberapa di antaranya bahkan menyarankan agar semua SIM asing yang tidak sah dibatalkan dan ujiannya disamakan dengan ujian SIM domestik Jepang.
Namun, uji SIM di Jepang dikenal sangat sulit. “Setelah saya sendiri mengikuti ujian SIM Jepang, saya tidak akan menyarankan siapa pun mengalaminya,” ujar salah satu komentar. Maka dari itu, usulan kompromi yang mulai bermunculan adalah meningkatkan standar ujian SIM konversi namun juga menyesuaikan ujian SIM domestik agar lebih setara dan adil untuk semua pemohon, baik warga lokal maupun asing.
Sumber: ©︎ Sora News 24 | Dok: ©︎ Pakutaso
Rekomendasi

Putusan Kasus OKToon dan NoonooTV: Perang Anti-Pembajakan Webtoon
27 menit yang lalu
MangaDex Tegaskan Tidak Akan Tutup Meski 7.000 Judul Kena Takedown
55 menit yang lalu
Acara ACG Terbesar di Asia Tenggara, Anime Festival Asia, Kembali Hadir di Jakarta pada Bulan Juni!
19 jam yang lalu
Peluncuran Perdana JNC Knight Hadirkan BL Fantasi Romantis
20 jam yang lalu