Osaka Expo 2025 Hadapi Masalah Besar!
Osaka Expo 2025 resmi dibuka, namun menghadapi tantangan besar mulai dari antrean panjang hingga kendala teknis dan rendahnya penjualan tiket.
Senin, 14 April 2025 | 13:23 WIB

Pembukaan Osaka Expo 2025 telah menarik perhatian dunia, namun bukan tanpa hambatan. Meskipun acara ini diharapkan menjadi simbol harapan, diplomasi, dan kemajuan teknologi, nyatanya pelaksanaannya dibayangi oleh tantangan operasional, antrean panjang, dan kritik publik. Antusiasme yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai, dan sejumlah negara belum dapat membuka paviliunnya.
Harapan dan Realita di Osaka Expo 2025
Osaka Expo 2025 resmi dimulai dengan sambutan penuh emosi dari Ketua Asosiasi Expo Jepang, Masakazu Tokura, yang menyebut, “Kami berhasil membuka setelah melewati berbagai rintangan.” Namun di balik sambutan itu, tantangan operasional langsung mencuat di hari pertama. Beberapa negara seperti India dan Nepal belum bisa membuka paviliun mereka karena keterlambatan konstruksi. Situasi ini semakin memperkuat kritik publik yang menyebutkan bahwa Expo ini belum siap digelar.
Penjualan Tiket yang Belum Memenuhi Target
Kurangnya antusiasme publik menjadi sorotan utama. Hingga Jumat sebelum pembukaan, penjualan tiket baru mencapai sekitar 9,34 juta dari target 14 juta. Meskipun terjadi peningkatan penjualan harian menjelang pembukaan—100.000 tiket pada Kamis dan 180.000 pada Jumat—angka tersebut masih jauh dari target pengunjung keseluruhan sebesar 23 juta tiket selama enam bulan penyelenggaraan. Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura, menyatakan harapannya bahwa minat publik akan meningkat jika ada sesuatu yang dianggap “menakjubkan”.
Masalah Teknis dan Antrean Panjang Warnai Pembukaan
Alih-alih menjadi acara bebas antrean seperti yang diinginkan panitia, antrean panjang sudah terlihat sejak pagi hari. Paviliun yang tidak memerlukan sistem reservasi, seperti paviliun Amerika Serikat, langsung diserbu pengunjung. Situasi diperburuk dengan masalah teknis, seperti gangguan jaringan di gerbang masuk, yang menyebabkan pengunjung tidak bisa menunjukkan tiket digital. Jalur antara stasiun Yumeshima dan venue Expo pun mengalami kemacetan parah akibat curah hujan tinggi dan membludaknya pengunjung.
Misi Diplomatik dan Harapan Perdamaian di Tengah Krisis Global
Di tengah krisis dunia seperti konflik Rusia-Ukraina dan perang dagang AS-China, Expo ini juga diharapkan menjadi ajang untuk memperkuat diplomasi global. Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengatakan bahwa “Dunia sedang menghadapi krisis perpecahan.” Dalam Expo ini, negara peserta menyuarakan pentingnya partisipasi internasional yang damai dan tulus. Beberapa pejabat Jepang bahkan melihat Expo ini sebagai kesempatan untuk membangun hubungan win-win antarnegara.
Jepang Menang, Tapi Belum Menang Banyak
Jepang berhasil mengalahkan Rusia dalam kompetisi menjadi tuan rumah Expo 2025, dan beberapa pihak menyebut bahwa Expo ini tidak akan terlaksana jika Rusia yang terpilih. Meski begitu, pelaksanaan yang belum ideal justru menjadi pertanyaan baru terkait hubungan internasional dan kesiapan Jepang sebagai tuan rumah ajang global. “Menghadirkan negara-negara dari seluruh dunia sudah merupakan hal yang bermakna,” ujar seorang pejabat Jepang, menunjukkan bahwa posisi global Jepang masih diuji dalam gelaran ini.
Penulis

Danindra
bang DanBaca Juga




