Berita Inflasi Jepang Naik 3,2% di Januari, Tekanan Ekonomi Meningkat

Tekanan Inflasi di Jepang Meningkat di Awal Tahun

Jepang kembali menghadapi lonjakan inflasi pada Januari 2025, dengan harga barang dan jasa yang terus meningkat. Indeks Harga Konsumen (CPI) inti naik sebesar 3,2% secara tahunan, melampaui ekspektasi pasar sebesar 3,1%. Kondisi ini semakin menekan ekonomi dan rumah tangga, terutama akibat melonjaknya harga bahan makanan dan energi. Bank of Japan kini menghadapi dilema untuk menyesuaikan kebijakan moneternya guna mengendalikan inflasi.

Inflasi Jepang Capai 3,2%, Harga Pangan Meroket

Menurut data resmi dari Kementerian Dalam Negeri Jepang, inflasi inti yang tidak mencakup harga makanan segar meningkat dari 3,0% di bulan Desember menjadi 3,2% di bulan Januari. Jika memasukkan harga makanan segar yang fluktuatif, inflasi keseluruhan melonjak hingga 4,0% secara tahunan.

Salah satu penyebab utama kenaikan inflasi adalah melonjaknya harga bahan pangan. Fenomena yang dijuluki "cabbage shock" terjadi setelah cuaca ekstrem pada musim panas lalu mengakibatkan gagal panen, menyebabkan harga kubis hampir tiga kali lipat. Selain itu, harga beras melonjak lebih dari 70%, sementara tagihan listrik naik 18%.

Bank of Japan dan Kebijakan Suku Bunga

Bank of Japan (BOJ) semakin diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi lonjakan inflasi. Setelah menaikkan suku bunga pada Maret lalu untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, bank sentral ini terus mempertimbangkan langkah lebih lanjut untuk menstabilkan ekonomi.

BOJ mengklaim bahwa kenaikan suku bunga didukung oleh peningkatan gaji secara bertahap dan kondisi pasar keuangan yang stabil. Langkah ini menandai pergeseran kebijakan dari pendekatan moneter longgar yang diterapkan selama beberapa dekade terakhir guna mengatasi stagnasi ekonomi.

Dampak Kenaikan Harga pada Ekonomi Jepang

Lonjakan harga pangan dan energi memberikan tekanan besar pada daya beli masyarakat. Pemerintah Jepang bahkan memutuskan untuk melepaskan 20% dari cadangan darurat beras nasionalnya untuk menekan harga setelah terjadi lonjakan akibat panik beli yang dipicu peringatan "megaquake".

Selain itu, banyak perusahaan di Jepang yang khawatir terhadap dampak kebijakan proteksionis global, terutama tarif dagang dari Amerika Serikat. Menteri perdagangan Jepang saat ini sedang mengatur pertemuan dengan pemerintah AS untuk mencari pengecualian dari kebijakan tarif yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Dengan inflasi yang terus meningkat, kebijakan moneter Bank of Japan serta langkah-langkah pemerintah Jepang akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah ekonomi di tahun 2025. Perkembangan ini akan terus dipantau oleh pasar global, mengingat Jepang merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

 

Japan Today

 

Penulis
Danindra
Danindra
bang Dan