Berita Budaya Perselingkuhan di Jepang: Fakta dan Realita

Perselingkuhan dalam hubungan sering dianggap sebagai pengkhianatan terbesar oleh banyak orang. Namun, di Jepang, terdapat berbagai perspektif mengenai perselingkuhan yang berbeda dari budaya lain. Dari sejarah hingga kebiasaan modern, mari kita kupas tuntas fenomena ini dan bagaimana masyarakat Jepang menanggapi kasus perselingkuhan.

Sejarah Perselingkuhan di Jepang

2

Dalam sejarah Jepang, pernikahan lebih berorientasi pada aliansi keluarga daripada cinta. Ungkapan "Mereka yang bersatu karena gairah akan berpisah dalam air mata" mencerminkan pandangan ini. Di masa lalu, pria maupun wanita sering mencari kepuasan emosional dan fisik di luar pernikahan.

Perselingkuhan sebagai Bagian dari Tradisi

Pada zaman feodal, pria kaya sering memiliki selir dan menjalin hubungan dengan geisha, yang berarti "seniman." Konsep cinta dalam pernikahan tidak sepenting stabilitas keluarga. Tradisi ini masih memengaruhi pola pikir masyarakat Jepang terhadap perselingkuhan.

7

Perubahan Perspektif di Era Modern

Di abad ke-20, peran gender menjadi lebih kaku. Pria yang bekerja dianggap wajar jika mencari hiburan di luar rumah, sementara wanita diharapkan setia. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam toleransi terhadap perselingkuhan antara pria dan wanita.

Klub Hostess dan Layanan Dewasa di Jepang

3

Dalam kehidupan malam Jepang, terdapat berbagai tempat hiburan yang menyediakan layanan interaksi sosial yang sering kali dianggap tidak termasuk dalam kategori perselingkuhan.

Hostess Club dan Bar Eksklusif

Klub hostess atau kyabakura adalah tempat di mana pria bisa berbicara dengan wanita sambil menikmati minuman. Ada juga host club yang melayani wanita dengan konsep serupa. Interaksi ini sering kali bersifat profesional dan tidak dianggap sebagai perselingkuhan oleh sebagian orang Jepang.

Layanan Dewasa yang Semi-Legal

Meskipun prostitusi ilegal, beberapa layanan seperti pink salon dan soapland beroperasi dengan celah hukum. Dengan dalih bahwa hubungan terjadi setelah "mengenal satu sama lain," layanan ini tetap berjalan. Karena tanpa keterikatan emosional, sebagian orang Jepang tidak menganggapnya sebagai perselingkuhan.

Pandangan Masyarakat Jepang terhadap Perselingkuhan

4

Walaupun beberapa aspek budaya Jepang tampak lebih permisif terhadap perselingkuhan, mayoritas masyarakat tetap menganggapnya sebagai tindakan tidak bermoral.

Hasil Survei tentang Moralitas Perselingkuhan

Sebuah studi Pew Research Centre menemukan bahwa 69% masyarakat Jepang menganggap perselingkuhan tidak bermoral, sementara 12% menganggapnya dapat diterima. Meskipun angka ini lebih tinggi dibanding beberapa negara, seperti Jerman dan India, Jepang masih memiliki tingkat ketidaksetujuan yang lebih rendah dibanding negara lainnya.

Konsekuensi Hukum dan Sosial

Di Jepang, perselingkuhan bisa memiliki konsekuensi hukum. Pasangan yang berselingkuh dapat digugat oleh pasangan sahnya. Kasus-kasus seperti skandal Miss Japan yang kehilangan mahkotanya akibat perselingkuhan membuktikan bahwa opini publik tetap menentang tindakan ini.

Seberapa Sering Perselingkuhan Terjadi di Jepang?

5

Tingkat perselingkuhan di Jepang tidak jauh berbeda dibanding negara lain, namun terdapat perbedaan dalam respons masyarakat terhadapnya.

Statistik Perselingkuhan di Jepang

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hampir 20% orang yang menikah di Jepang mengaku pernah berselingkuh. Secara spesifik, 40% pria dan sekitar 20% wanita yang telah menikah mengakui pernah memiliki hubungan di luar pernikahan. Sebagai perbandingan, di Inggris sekitar 19% dan di Amerika Serikat sekitar 16% orang mengaku telah berselingkuh.

6

Dampak terhadap Pernikahan

Meskipun perselingkuhan terjadi, banyak pasangan di Jepang tetap bertahan dalam pernikahan mereka. Tingkat perceraian di Jepang lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat maupun China. Faktor seperti budaya gaman (ketahanan) dan shoganai (tidak bisa dihindari) membuat banyak orang memilih untuk tidak mengakhiri pernikahan meskipun terjadi perselingkuhan.

Kesimpulan

Tidak ada bukti kuat bahwa perselingkuhan lebih umum di Jepang dibanding negara lain. Namun, budaya dan sejarah Jepang membentuk persepsi unik terhadap fenomena ini. Dengan komunikasi yang lebih baik dan pemahaman dalam hubungan, mungkin lebih banyak pasangan di Jepang dapat mencapai kedamaian yang lebih sejati, bukan sekadar menjaga "kedamaian semu.”

 

Gajin Pot Blog

 

Penulis
Danindra
Danindra
bang Dan