Berita Rekor Penipuan di Jepang Capai Kerugian 126,8 Miliar Yen Pada 2024

Lonjakan Kasus Penipuan di Jepang Meningkat Tajam

Penipuan di Jepang mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, dengan kerugian mencapai 126,8 miliar yen. Kejahatan ini didominasi oleh skema investasi bodong dan penipuan romansa yang menyebar melalui media sosial. Data dari Badan Kepolisian Nasional menunjukkan bahwa jumlah kasus meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Penipuan Investasi dan Romansa di Media Sosial

Kasus penipuan investasi dan romansa di Jepang melonjak drastis pada 2024. “Scammer semakin lihai memanfaatkan media sosial untuk menjerat korban,” kata perwakilan kepolisian. Kasus penipuan investasi naik menjadi 6.380, meningkat 4.109 kasus dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, kasus penipuan romansa melonjak menjadi 3.784, naik 2.209 kasus dari tahun 2023.

Metode Kejahatan dan Modus Operandi Scammer

Pelaku penipuan di Jepang memanfaatkan berbagai metode untuk mengelabui korban. Sebagian besar kasus melibatkan komunikasi lewat telepon dan transaksi melalui rekening bank online. “Rekening bank digital memudahkan pelaku untuk mengalihkan dana dalam jumlah besar,” ungkap laporan kepolisian. Sekitar 80 persen dari total kasus melibatkan panggilan telepon dari luar negeri, membuat pelacakan semakin sulit.

Penipuan Berkedok Petugas dan Kejahatan Khusus

Selain penipuan investasi dan romansa, kejahatan khusus seperti penipuan berkedok petugas hukum juga meningkat pesat. Total kerugian dari kasus ini mencapai 72,2 miliar yen, naik 59,4 persen dibanding tahun lalu. Modus ini melibatkan pelaku yang menyamar sebagai petugas kepolisian untuk menipu korban melalui telepon.

Upaya Kepolisian dalam Menanggulangi Penipuan

Untuk mengatasi lonjakan penipuan di Jepang, kepolisian memperketat pemantauan rekening bank online. “Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ajakan membuka rekening bank online dari pihak yang tidak dikenal,” ujar juru bicara kepolisian. Lembaga keuangan juga didorong untuk meningkatkan sistem pemantauan transaksi guna mendeteksi aktivitas mencurigakan.

Penipuan di Jepang tahun 2024 mencatatkan rekor tertinggi, terutama akibat maraknya investasi bodong dan romansa palsu di media sosial. Kejahatan ini semakin canggih dengan penggunaan rekening bank online dan komunikasi lintas negara. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak mudah percaya terhadap tawaran yang terlalu menggiurkan.

 

Kyodo

 

Penulis
Danindra
Danindra
bang Dan