Polisi Tokyo Bongkar Jaringan Prostitusi Kabukicho

Metropolitan Police Department (MPD) Tokyo mengungkap jaringan prostitusi yang beroperasi di Kabukicho. Enam orang, termasuk Kazuki Sudo, manajer salah satu rumah bordil, telah ditangkap atas dugaan menyediakan kamar untuk prostitusi yang menargetkan wisatawan asing. Kasus ini menarik perhatian karena pelaku menggunakan aplikasi penerjemah untuk berkomunikasi dengan pelanggan asing.

Modus Operandi Prostitusi di Kabukicho

Kepolisian mengungkap bahwa praktik prostitusi ini berlangsung di dua lokasi utama Kabukicho, termasuk tempat bernama SPARAKU. Dari Oktober hingga Desember tahun lalu, tempat ini secara sadar menyediakan kamar bagi pekerja seks untuk melayani pelanggan. “Kami menarik wisatawan asing dengan menawarkan jasa seks murah dengan wanita Jepang,” ungkap Sudo dalam pengakuannya kepada polisi.

Target Wisatawan Asing dan Penggunaan Aplikasi Penerjemah

Sebagian besar pelanggan, sekitar 60 hingga 70 persen, adalah wisatawan asing yang datang dari berbagai negara. Untuk melayani mereka, pekerja seks di Kabukicho menggunakan aplikasi penerjemah sebagai alat komunikasi. Transaksi dilakukan dalam 16 jenis mata uang berbeda, termasuk dolar AS, yuan China, serta mata uang dari India, Qatar, Meksiko, dan Argentina.

Omzet Bisnis Prostitusi Mencapai Jutaan Yen Per Hari

Jaringan prostitusi ini mendatangkan keuntungan besar bagi para pelaku. Menurut perkiraan MPD, dua lokasi tersebut menghasilkan pendapatan sekitar ¥1,2 juta per hari. Pengungkapan kasus ini menjadi langkah besar dalam memberantas praktik ilegal yang menyasar wisatawan asing di Jepang.

Dengan adanya pengungkapan ini, kepolisian berencana memperketat pengawasan terhadap tempat-tempat hiburan di Kabukicho yang berpotensi melakukan aktivitas serupa. Sementara itu, proses hukum terhadap para tersangka terus berlanjut guna memastikan keadilan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan prostitusi ini.