Developer Game Indie Jepang Kesal Pendapatan Streamer Game Lebih Besar Daripada Mereka
Beberapa developer game indie Jepang angkat suara mengenai fenomena yang belakangan sering diperbincangkan: streamer menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan developer yang membuat game tersebut.


Seputar Otaku - Beberapa developer game indie Jepang angkat suara mengenai fenomena yang belakangan sering diperbincangkan: streamer menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan developer yang membuat game tersebut. Mereka menilai kondisi ini tidak adil, dan mulai menyerukan adanya sistem pembagian pendapatan (revenue sharing) antara kreator konten dan developer game.
Salah satu desainer game, Okuda Kaku, menyampaikan keresahannya. Ia menuturkan bahwa meski livestream seorang streamer bisa ditonton ratusan ribu orang, hal itu tidak selalu berpengaruh besar pada penjualan game. Menurutnya, banyak streamer bahkan tidak mencantumkan tautan pembelian di deskripsi video, sehingga hanya “numpang naik” dari karya developer tanpa memberi timbal balik yang jelas.
作ったゲーム、有名実況者が実況して一晩で数十万再生あったものの、動画の詳細欄に購入リンク入れてないし、まったく売上に影響なくて、タダ乗りされて実況者1人儲けられて終わりみたいな事を体験してるんで、ホントこのあたりどうにかして欲しいんよね。マジで。 https://t.co/5DJNmfQ25B
— 奥田 覚(OKUDA Kaku)@カエルパンダ (@KAKUBOMB) August 24, 2025
Game designer lain, Takayuki Fukatsu, menyoroti masalah serupa. Ia menilai bahwa platform livestream dan media sosial lebih mementingkan kuantitas konten ketimbang kualitas. Oleh karena itu, Fukatsu mengusulkan agar platform menerapkan sistem bagi hasil, misalnya dengan menyisihkan sekitar 5% dari penghasilan streamer untuk diberikan kepada developer game.
Namun, Fukatsu juga menyadari tantangan besar dalam mewujudkannya. Saat ini, belum ada lembaga resmi yang bisa menjadi mediator seperti JASRAC di industri musik Jepang. Hal ini menandakan perlunya struktur formal agar mekanisme revenue sharing benar-benar bisa diterapkan di dunia game.
SNS社会においては、「コツコツ3年かけて超大作を作る」より、「誰かの3年かけた超大作を毎日紹介する」ほうが、金銭・名声・労力の全てでコスパが良くなる。この捩れを、人類は乗り越えねばならない https://t.co/EMtXHYvFFW
— 深津 貴之 / THE GUILD (@fladdict) August 24, 2025
Sebagian komunitas gamer menilai bahwa meskipun penonton livestream mayoritas adalah gamer, banyak di antaranya hanya menonton tanpa berniat membeli gamenya. Hal ini semakin memperkuat argumen bahwa diperlukan sistem semacam “streaming fee” untuk memastikan developer tetap memperoleh keuntungan dari eksposur online.
Perdebatan ini membuka diskusi yang lebih luas soal masa depan hubungan antara developer game indie dan content creator. Di satu sisi, livestream memang memberikan promosi gratis, namun di sisi lain, ketimpangan pendapatan membuat banyak developer merasa dirugikan. Apakah ke depannya akan lahir sistem revenue sharing resmi seperti yang diusulkan Fukatsu, masih menjadi tanda tanya besar.
Rekomendasi
.webp)
Nonton Anime Dr Stone Science Future Part 2 Episode 8 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
3 jam yang lalu
AIMYON TOUR 2025+ Heaven’s Bakery Digelar di Tujuh Kota Jepang
4 jam yang lalu
Duet Night Abyss Tidak akan Menggunakan Sistem Gacha dalam Game Mereka
4 jam yang lalu
Demon Slayer Infinite Castle Puncaki Box Office Jepang 6 Minggu Berturut-turut
4 jam yang lalu