
Kasus penjualan data pribadi kembali mengguncang Jepang setelah seorang bos perusahaan di Tokyo diamankan pihak kepolisian. Dugaan keterlibatan perusahaan ini dalam penjualan data memunculkan kekhawatiran publik terkait keamanan informasi pribadi, khususnya di tengah meningkatnya kasus kriminal berbasis teknologi.
Perusahaan Tokyo Terlibat Skandal Penjualan Data Pribadi
Kepolisian Prefektur Osaka telah mengamankan Katsumi Yamazaki, pimpinan sebuah perusahaan bernama Business Planning yang berbasis di Tokyo, atas dugaan penjualan data pribadi ribuan warga. Perusahaan tersebut dilaporkan menjual sekitar 14.800 nama kepada sindikat penipuan dengan kesadaran penuh bahwa informasi tersebut dapat digunakan untuk tindakan kriminal. Kasus ini menjadi sorotan publik dan memunculkan diskusi luas mengenai keamanan data serta meningkatnya angka kriminalitas di Jepang.
Modus Sindikat Penipuan dalam Kasus Perusahaan Tokyo
Sindikat penipuan yang membeli data dari perusahaan di Tokyo dikenal melakukan “tokushu sagi” atau penipuan khusus melalui telepon. Modus yang digunakan adalah berpura-pura menjadi pejabat atau kerabat korban untuk meyakinkan target. Salah satu kasus terjadi di Prefektur Hiroshima, di mana seorang wanita berusia 60-an menjadi korban penipuan senilai 2,5 juta yen dengan alasan pengembalian asuransi perawatan lansia. Permintaan data yang dilakukan sindikat ini terarah kepada kelompok usia 60 hingga 80 tahun, yang rentan secara emosional dan sering kali khawatir akan kondisi kesehatannya, menjadikan mereka sasaran empuk dalam skema penjualan data ini.
Kerugian Akibat Penjualan Data oleh Perusahaan di Tokyo
Selain kasus di Hiroshima, pihak kepolisian telah mengonfirmasi delapan insiden penipuan lain yang terkait dengan penjualan data oleh perusahaan di Tokyo tersebut, dengan total kerugian mencapai sekitar 8 juta yen. Hasil investigasi menunjukkan bahwa antara Oktober tahun lalu hingga April tahun ini, rekening perusahaan menerima setoran sekitar 3 juta yen dari sindikat. Fakta ini memunculkan dugaan bahwa masih ada daftar data pribadi lain yang telah dijual, sehingga meningkatkan kekhawatiran publik terhadap potensi bahaya kriminalitas di Jepang.
Penegakan Hukum terhadap Perusahaan Tokyo
Pada bulan Mei, Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang mengeluarkan perintah darurat kepada perusahaan Business Planning di Tokyo untuk menghentikan praktik penjualan data yang tidak semestinya. Pihak kepolisian juga terus mendalami kemungkinan adanya keterlibatan perusahaan ini dalam penjualan data kepada sindikat penipuan lain. Langkah tegas ini diharapkan dapat menjadi peringatan keras bagi perusahaan lain di Jepang untuk mematuhi aturan perlindungan data pribadi.
Sumber: Tokyo Reporter
Rekomendasi

Meitetsu Bus Rekrut Sopir dari Indonesia untuk Atasi Krisis
7 jam yang lalu
Tragedi WNI di Jepang: Terseret Arus Sungai Itadori
7 jam yang lalu.webp)
Nonton Anime My Dress-Up Darling Season 2 Episode 7 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
7 jam yang lalu
Seiyuu Jepang Aki Toyosaki Batasi Aktivitas Usai Kehilangan Suami
8 jam yang lalu.webp)