CEO Sony Ungkapkan Mengapa Bisnis Anime Mereka Hanya Berada di Fase yang Sama dengan Era Game PlayStation 1
Sony semakin memperkuat posisinya di industri anime melalui strategi M&A (merger dan akuisisi), produksi, hingga distribusi judul-judul profil tinggi. Menurut Chief Strategy Officer Sony, Toshimoto Mitomo, bisnis anime perusahaan saat ini berada pada fase


Seputar Otaku - Sony semakin memperkuat posisinya di industri anime melalui strategi M&A (merger dan akuisisi), produksi, hingga distribusi judul-judul profil tinggi. Menurut Chief Strategy Officer Sony, Toshimoto Mitomo, bisnis anime perusahaan saat ini berada pada fase yang setara dengan era PlayStation 1 dari segi potensi pertumbuhan global.
Dalam wawancara eksklusif bersama Toyo Keizai, Mitomo yang telah berkarier di Sony selama 41 tahun membandingkan perkembangan bisnis anime Sony dengan peluncuran produk ikonik seperti Sony Walkman dan PlayStation.
"Jika kita membandingkannya dengan contoh sebelumnya, kesan saya adalah bahwa PlayStation [PS1] sangat mirip.
Pada saat itu, Namco memiliki game balap berjudul Ridge Racer, dan PlayStation mulai populer karena itu. Setelah itu,
PS2 dirilis, dan IP kami sendiri berkembang pesat. Saya merasakan momentum yang sama saat ini," ujar Mitomo.
Mitomo menegaskan bahwa jumlah judul anime meningkat drastis, sementara basis penggemar tidak hanya bertambah di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa ukuran pasar anime terus mengalami pertumbuhan signifikan, sehingga prospek masa depan terlihat sangat menjanjikan.
Melalui anak perusahaan Aniplex dan Crunchyroll, Sony mencatat kesuksesan besar di industri anime. Contohnya adalah Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, yang diproyeksikan melampaui pendapatan kotor box office global $506 juta yang sebelumnya diraih film Mugen Train.
Dengan menjadi anggota komite produksi yang relatif kecil (via Aniplex) dan menguasai distribusi global (Aniplex & Toho di Jepang, Sony Pictures & Crunchyroll untuk internasional), Sony berpeluang besar meraih sebagian besar pendapatan box office.
Di sektor streaming, Crunchyroll berkembang pesat dan menjadi salah satu aset penting masa depan Sony.Meski memiliki peran besar di distribusi dan produksi, Mitomo mengakui bahwa Sony belum memiliki banyak IP anime miliknya sendiri. Untuk mengatasi hal ini, Sony baru-baru ini mengakuisisi 2,5% saham Bandai Namco, sekaligus membentuk aliansi strategis untuk mengembangkan IP anime dan manga secara bersama-sama.
Salah satu proyek ambisius yang tengah digarap adalah anime Ghost of Tsushima. Adaptasi dari game karya Sucker Punch (dimiliki oleh PlayStation Studios) ini akan diproduksi oleh tim gabungan empat perusahaan Sony Group: Crunchyroll, Aniplex, Sony Music, dan PlayStation Productions. Serial ini dijadwalkan tayang pada 2027.
Mitomo optimistis dengan masa depan bisnis anime Sony, terutama dengan strategi integrasi lintas divisi dan kekuatan distribusi global. Ia juga menilai pertumbuhan Crunchyroll serta kemitraan strategis dengan raksasa seperti Bandai Namco dan KADOKAWA akan menjadi kunci memperluas ekosistem anime Sony di kancah internasional.
Wawancara lengkap Mitomo bersama Toyo Keizai juga membahas potensi pertumbuhan Crunchyroll dan strategi kepemilikan IP, termasuk langkah akuisisi saham di Bandai Namco dan KADOKAWA.
Rekomendasi
.webp)
Nonton Anime Dandadan Season 2 Episode 7 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
2 jam yang lalu
Seyuu Saitama, Makoto Furukawa Resmi Bawakan Lagu Ending One Punch Man Season 3
1 hari yang lalu
Genshin Impact Hentikan Dukungan di Konsol PS4 Mulai April 2026
1 hari yang lalu
Novel One Piece: Heroines akan Mendapat Adaptasi Anime
2 hari yang lalu