Kebangkitan Politik Partai Sayap Kanan Populis Sanseito
Partai sayap kanan populis Sanseito menang pemilu majelis tinggi Jepang dengan agenda politik anti imigran dan nasionalis.


Setelah pemilu majelis tinggi Jepang yang berlangsung pada Juli 2025, dinamika politik nasional mengalami guncangan besar akibat kemenangan partai sayap kanan populis, Sanseito. Kemenangan ini memperlihatkan pergeseran opini publik terhadap isu imigrasi dan mempertegas posisi Sanseito sebagai kekuatan baru dalam lanskap politik Jepang. Kampanye bertema nasionalisme dan slogan “Japanese First” yang diusung partai ini menjadi faktor penentu keberhasilan mereka di tengah meningkatnya sentimen anti imigran.
Sanseito Menang Pemilu, Kuatkan Posisi Partai Sayap Kanan Populis
Partai sayap kanan populis Jepang, Sanseito, mencetak kejutan besar dalam pemilu majelis tinggi yang digelar akhir pekan lalu. Berdiri sejak tahun 2020, Sanseito berhasil memperoleh 14 kursi dari total 248 kursi yang tersedia di majelis tinggi Jepang. Kemenangan ini dianggap sebagai simbol bangkitnya kekuatan baru dalam politik Jepang yang mendorong agenda nasionalis dan anti imigran, serta menawarkan alternatif terhadap dominasi partai-partai tradisional.
Dipimpin oleh Sohei Kamiya, Sanseito mengusung slogan “Japanese First” sebagai inti dari platform politik mereka. Kampanye populis yang mereka jalankan berhasil meraih simpati pemilih Jepang yang semakin khawatir dengan peningkatan jumlah penduduk asing di negara tersebut. Kemenangan Sanseito bukan hanya mengejutkan, tetapi juga mengindikasikan perubahan arah dalam dinamika politik nasional Jepang, di mana isu anti imigran menjadi salah satu pemicu utama polarisasi.
Agenda Anti Imigran Sanseito dan Respons Publik Jepang
Isu imigrasi menjadi pusat perhatian dalam kampanye Sanseito. Sohei Kamiya secara tegas menyampaikan kekhawatirannya terhadap ketergantungan Jepang pada tenaga kerja asing. Ia berpendapat bahwa hal tersebut dapat menekan upah pekerja lokal dan meningkatkan risiko kriminalitas. Oleh karena itu, Sanseito menawarkan serangkaian kebijakan anti imigran, termasuk pembatasan jumlah penduduk asing per kota, pengetatan proses imigrasi dan naturalisasi, serta pengurangan tunjangan sosial bagi warga asing.
Meskipun Sanseito menunjukkan sikap keras terhadap imigran, mereka tidak menutup pintu bagi wisatawan asing selama mereka mematuhi aturan yang berlaku. Pendekatan populis ini berhasil menarik perhatian masyarakat Jepang yang mulai skeptis terhadap kebijakan imigrasi saat ini. Perubahan ini mencerminkan pergeseran preferensi politik publik Jepang ke arah partai sayap kanan yang lebih proteksionis dan nasionalistik.
Sanseito Tantang Dominasi LDP dan Bangun Basis Politik Baru
Keberhasilan Sanseito mengguncang posisi Partai Demokrat Liberal (LDP) yang selama ini mendominasi politik Jepang. Kemenangan partai sayap kanan populis ini menunjukkan bahwa ada sebagian masyarakat Jepang yang tidak lagi percaya pada narasi media arus utama. Kamiya bahkan menyebut bahwa hasil pemilu ini adalah bukti bahwa rakyat “menyadari kesalahan media” dan mendukung pandangan anti imigran yang diusung partainya.
Perolehan kursi ini menjadi langkah penting dalam membangun kekuatan politik jangka panjang bagi Sanseito. Selain memperluas pengaruhnya di parlemen, partai ini juga sedang mengonsolidasikan basis pendukungnya melalui kampanye-kampanye digital dan kegiatan masyarakat. Dengan mengedepankan isu populis dan sentimen anti imigran, Sanseito diprediksi akan terus menjadi pemain utama dalam peta politik Jepang ke depan.
Rekomendasi

Novel Kunoichi Ninpōchō karya Futaroh Yamada akan Mendapat Adaptasi Manga
1 jam yang lalu
Manga World Trigger Kembali Hiatus karena Kondisi Kesehatan Sang Mangaka
1 jam yang lalu.webp)
Nonton Donghua To Be Hero X Episode 18 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
2 jam yang lalu
Dukungan Kabinet PM Shigeru Ishiba Anjlok Usai Pemilu Jepang
4 jam yang lalu