Game
200 Developer Game Candy Crush Kena PHK karena AI
200 Developer Game Candy Crush Kena PHK karena AI

PHK Massal 200 Developer Game Candy Crush Akibat Implementasi AI

Gelombang PHK terhadap 200 developer Candy Crush menjadi pukulan besar dalam industri game, terutama setelah diketahui bahwa pemicu utamanya adalah penerapan AI buatan mereka sendiri. Langkah mengejutkan ini datang dari King, studio pengembang game ternama yang berada di bawah naungan Activision Blizzard dan Microsoft. Informasi ini mencuat melalui laporan eksklusif dari MobileGamer.biz yang menyoroti dampak serius dari transformasi teknologi di tubuh perusahaan.

 

CC

 

Keputusan untuk memberhentikan 200 developer game ini bukan disebabkan oleh menurunnya performa atau kinerja tim, melainkan karena Microsoft tengah mengejar posisi dominan dalam bidang AI. Ironisnya, banyak dari alat AI yang kini menggantikan pekerjaan manusia tersebut merupakan hasil pengembangan para developer yang justru kini terdampak PHK.

Peran Penting King dan Ironi AI yang Menggantikan Manusia

King, sebagai divisi mobile dari Activision Blizzard, sebenarnya adalah aset strategis penting bagi Microsoft pasca akuisisi. Lewat King, Microsoft langsung mendapatkan akses ke salah satu game paling populer di dunia, yakni Candy Crush. Meskipun sebelumnya Microsoft tidak begitu kuat di pasar game mobile, akuisisi ini mengubah posisinya secara signifikan.

Namun kenyataannya, 200 developer dari King justru harus menghadapi PHK setelah posisi mereka diambil alih oleh AI. Menurut laporan, sebagian besar tim desain level dan tim copywriting telah dihapuskan karena tugas-tugas mereka dianggap bisa digantikan oleh teknologi AI. Padahal, mereka sendiri yang selama berbulan-bulan membangun sistem tersebut, dengan harapan akan mempermudah pekerjaan, bukan menggantikan tenaga kerja manusia.

Retorika Lama dan Realita Baru: AI Bukan Lagi Sekadar Pendukung

Penerapan AI dalam proses pengembangan game di King sebelumnya selalu diklaim hanya untuk membantu menyederhanakan tugas-tugas repetitif. Bahkan Direktur AI Labs King, Sahar Asadi, sempat menyatakan pada GDC 2024 bahwa AI tidak akan mengurangi peran manusia, melainkan mempercepat workflow agar para developer game bisa lebih fokus pada sisi kreatif.

 

CC

 

Sayangnya, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Banyak developer yang seharusnya dapat berfokus pada aspek kreatif kini kehilangan pekerjaannya. Situasi ini menimbulkan ketidakpuasan besar, terutama karena janji bahwa AI hanya akan menjadi alat bantu ternyata tidak sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. Dalam kasus ini, PHK yang menimpa 200 developer Candy Crush menunjukkan bahwa peran manusia semakin tersingkir oleh otomatisasi.

Kekacauan Internal dan Ketimpangan Perlakuan terhadap Karyawan

Selain dari sisi teknis, laporan juga mengungkap situasi internal yang cukup memprihatinkan di tubuh King. Beberapa sumber menyatakan bahwa PHK juga menargetkan karyawan yang vokal dalam menyuarakan kritik terhadap kebijakan manajemen. Bahkan, departemen HR disebut lebih memprioritaskan perlindungan terhadap perusahaan dibanding kesejahteraan karyawan, memperburuk kondisi yang sudah sulit.

Keputusan ini berdampak langsung pada tim Candy Crush, setengah dari tim pengembang Farm Heroes Saga, serta para developer yang bekerja di kantor King yang tersebar di London, Barcelona, Stockholm, dan Berlin. Seorang sumber menyebut, “Fakta kalau AI tools dipakai untuk menggantikan orang-orang ini benar-benar menjijikkan. Semua demi efisiensi dan profit, padahal perusahaan baik-baik saja.”