Kafetaria Tanpa Dapur Jadi Tren Baru di Perusahaan Jepang
Perusahaan Jepang hadirkan kafetaria tanpa dapur untuk efisiensi biaya dan kesejahteraan karyawan.


Inovasi Kafetaria Perusahaan di Jepang untuk Tekan Biaya
Kenaikan harga bahan pangan di Jepang membuat banyak perusahaan mencari alternatif penyediaan makan siang yang lebih efisien. Salah satu solusi yang kini populer adalah kafetaria tanpa dapur, yang memungkinkan perusahaan menyajikan makanan berkualitas tanpa investasi besar dalam infrastruktur memasak. Tren ini mulai menggantikan kafetaria perusahaan tradisional di Jepang, yang jumlahnya terus menurun karena tingginya biaya operasional. Kafetaria model baru ini dinilai mampu menjawab tantangan ekonomi, mendukung gaya kerja pascapandemi, serta mempererat komunikasi antar karyawan di lingkungan perusahaan.
Konsep Kafetaria Tanpa Dapur di Lingkungan Perusahaan
Kafetaria tanpa dapur menjadi solusi bagi perusahaan di Jepang yang ingin tetap menyediakan makan siang berkualitas dengan biaya rendah. Seperti yang diterapkan oleh The Tokyo Star Bank Ltd, mereka menghadirkan empat pilihan menu harian tanpa dapur memasak, cukup dengan stopkontak dan meja konferensi. Menu yang disediakan, mulai dari nasi taco hingga mi soba dengan tempura, dirancang oleh mantan koki hotel dan ahli gizi, sehingga tetap terjaga rasa dan nutrisinya. Perusahaan ini menggandeng Nonpi Inc., penyedia katering yang berspesialisasi dalam layanan kafetaria tanpa dapur untuk berbagai perusahaan di Jepang.
Efisiensi dan Nilai Tambah Bagi Karyawan Perusahaan
Bagi banyak karyawan di Jepang, seperti Kanae Ezaki dari Tokyo Star Bank, hadirnya kafetaria tanpa dapur sangat membantu dalam menghadapi harga bahan pokok yang terus meningkat. Selain lebih hemat dibanding makan di luar, variasi menu yang disediakan juga menghemat waktu dan tenaga yang sebelumnya digunakan untuk menyiapkan bekal. Kafetaria ini tidak hanya menjawab kebutuhan pangan, tetapi juga menjadi ruang sosial baru bagi karyawan, mengembalikan budaya makan bersama yang sempat tergerus akibat kebijakan kerja jarak jauh selama pandemi. Perusahaan pun tetap bisa memenuhi tunjangan makan karyawan tanpa perlu memikirkan biaya dapur dan pembuangan limbah.
Menurunnya Jumlah Kafetaria Perusahaan Konvensional
Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang mencatat penurunan jumlah kafetaria perusahaan dari 6.859 lokasi pada tahun fiskal 2003 menjadi 4.930 di tahun 2023. Hal ini sejalan dengan peningkatan biaya pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas tersebut. Akibatnya, banyak perusahaan di Jepang mulai mengadopsi pendekatan baru berupa kafetaria tanpa dapur. Pendekatan ini juga sejalan dengan tren kenaikan upah ketiga, yang fokus pada peningkatan kesejahteraan melalui tunjangan langsung seperti makan siang bersubsidi, bukan hanya melalui kenaikan gaji.
Layanan Subsidi Makan Jadi Strategi Baru Perusahaan Jepang
Tidak hanya melalui kafetaria, beberapa perusahaan di Jepang juga memanfaatkan layanan seperti “Ticket Restaurant” dari Edenred Japan Co. untuk memberi subsidi makan. Dengan menggunakan kartu IC berisi dana elektronik, perusahaan dapat menanggung sebagian biaya makan siang karyawan di berbagai restoran dan minimarket. Dana subsidi ini bahkan bebas pajak dalam kondisi tertentu, sehingga menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan. Hingga tahun ini, lebih dari 3.000 perusahaan di Jepang telah menggunakan layanan ini, yang meningkat 7,3 kali lipat dibanding tahun 2021.
Biaya Makan Siang Meningkat, Tunjangan Jadi Penentu Pilihan Kerja
Survei dari Recruit Co. menunjukkan bahwa rata-rata biaya makan siang di Jepang terus meningkat. Makanan pesan antar mencapai rata-rata 1.418 yen, makan di luar 1.250 yen, dan bekal rumah 432 yen. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran makan siang naik 7,3% menjadi 485 yen. Di tengah kenaikan ini, kafetaria tanpa dapur dan subsidi makan menjadi penting sebagai bagian dari kesejahteraan kerja. Shunichiro Saga dari One Career Inc. menilai tunjangan seperti ini bahkan berpengaruh pada keputusan pencari kerja. Banyak kandidat kini menilai kelengkapan tunjangan perusahaan, seperti kafetaria atau subsidi makan, sebagai faktor penentu utama dalam memilih pekerjaan di Jepang.
Sumber: ©︎ Sora News 24 | Dok: © Gamebrott
Rekomendasi

Novel Kunoichi Ninpōchō karya Futaroh Yamada akan Mendapat Adaptasi Manga
2 jam yang lalu
Manga World Trigger Kembali Hiatus karena Kondisi Kesehatan Sang Mangaka
2 jam yang lalu.webp)
Nonton Donghua To Be Hero X Episode 18 Sub Indo, Preview dan Jadwal Rilis
2 jam yang lalu
Kebangkitan Politik Partai Sayap Kanan Populis Sanseito
4 jam yang lalu