Jepang
Pemerintah Jepang Dorong Warganya Manfaatkan AI Generatif
Pemerintah Jepang Dorong Warganya Manfaatkan AI Generatif

Perkembangan teknologi berbasis AI generatif terus mengubah cara hidup masyarakat global, termasuk Jepang. Namun, Pemerintah Jepang menyoroti bahwa penggunaan AI di negaranya masih tertinggal dibandingkan negara lain. AI generatif dinilai belum dimanfaatkan secara maksimal, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun sektor industri.

Pemerintah Jepang Soroti Minimnya Pemanfaatan AI Generatif

Dalam Buku Putih Komunikasi tahunannya, Pemerintah Jepang melalui Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi mengungkapkan bahwa penggunaan AI generatif di Jepang masih tergolong rendah. Meskipun AI menjadi teknologi revolusioner, data menunjukkan hanya 26,7 persen warga Jepang yang pernah menggunakan AI generatif. Peningkatan tersebut memang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 9,1 persen, namun tetap belum sebanding dengan negara lain. Pemerintah Jepang membandingkan angka tersebut dengan Tiongkok (81,2 persen), Amerika Serikat (68,8 persen), dan Jerman (59,2 persen) dalam hal pemanfaatan AI.

Bahkan ketika dilihat dari kelompok usia produktif, angka pengguna AI generatif masih mengecewakan. Di kalangan warga berusia 20-an, hanya 44,7 persen yang menggunakan teknologi ini. Pemerintah Jepang juga menemukan bahwa penggunaan AI oleh kalangan bisnis hanya mencapai 49,7 persen, dan pengguna AI di usia 30-an bahkan lebih rendah dibandingkan mereka yang berusia 40-an—masing-masing 23,8 dan 29,6 persen.

Laporan Pemerintah Jepang tersebut menyimpulkan bahwa negara mereka tertinggal dari negara-negara maju dalam aspek teknologi, industri, dan aplikasi AI generatif. Pemerintah Jepang menilai perlunya dorongan kuat agar penggunaan AI generatif lebih luas, tidak hanya di sektor ekonomi, namun juga dalam kehidupan sehari-hari warga.

Tanggapan Warga Jepang terhadap Inisiatif Pemerintah

Komentar dari warganet Jepang terhadap pernyataan Pemerintah Jepang ini beragam. Beberapa menganggap AI generatif sangat bermanfaat untuk pekerjaan teknis seperti pemeriksaan naskah atau pencarian data. Di sisi lain, ada pula yang menilai bahwa budaya masyarakat Jepang masih terlalu tradisional dan belum siap mengadopsi AI secara luas. Penggunaan AI dianggap masih kalah populer dibandingkan sistem pembayaran non-tunai yang saja masih belum sepenuhnya diterima masyarakat Jepang.

Beberapa warga juga menyampaikan bahwa Jepang perlu membenahi infrastruktur dasar terlebih dahulu sebelum mendorong penggunaan AI. “Jepang perlu berhenti menggunakan disket dan mesin faks terlebih dahulu,” kata salah satu komentar warganet. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa AI akan menghilangkan “kehangatan kemanusiaan” yang selama ini dijunjung tinggi dalam budaya Jepang.

Namun, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa jika AI generatif dikembangkan di dalam negeri, maka kepercayaan publik akan meningkat. Beberapa warganet menilai bahwa Jepang memiliki potensi besar dalam pengembangan AI generatif, tetapi perlu pendekatan yang tepat dalam implementasinya agar tidak menimbulkan kekhawatiran sosial.

Tantangan dan Peluang Jepang dalam Pemanfaatan AI Generatif

Meskipun Pemerintah Jepang terus mendorong adopsi AI generatif, masih ada tantangan dalam penerimaan teknologi tersebut. Beberapa kasus penyalahgunaan AI di Jepang telah berujung pada penangkapan, menimbulkan persepsi negatif bahwa menggunakan AI dapat berisiko. Padahal, menurut analisis dari Pemerintah Jepang, kasus tersebut lebih terkait dengan pelanggaran hukum, bukan teknologi itu sendiri.

Di sisi lain, peluang besar juga terbuka lebar bagi Jepang untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih efektif dan etis. Penggunaan AI dalam industri game, misalnya, disebut dapat mengurangi beban memori dan efisiensi dalam rendering. Jika Pemerintah Jepang dapat mengarahkan pengembangan dan pemanfaatan AI secara sah dan inovatif, maka teknologi ini dapat menjadi bagian penting dalam transformasi digital Jepang.

Walaupun adopsi AI di Jepang terbilang lambat, beberapa warga menyebutkan bahwa kualitas layanan AI dari negara lain pun belum sempurna. Hal ini menjadi ruang refleksi bagi Pemerintah Jepang untuk tidak sekadar mendorong penggunaan AI generatif, tetapi juga memastikan bahwa teknologi tersebut berfungsi secara efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.