
Sistem konversi Surat Izin Mengemudi (SIM) di Jepang akan mengalami perubahan signifikan dalam waktu dekat. Pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk memperketat uji konversi SIM asing guna meningkatkan keselamatan lalu lintas. Perubahan ini menyasar Warga Negara Asing (WNA) yang ingin mengubah SIM dari negara asal mereka menjadi SIM Jepang. Dengan semakin banyaknya jumlah WNA yang berkendara di jalanan Jepang, serta meningkatnya kecelakaan yang melibatkan pengemudi asing, regulasi baru ini dirancang untuk menjawab tantangan tersebut secara menyeluruh.
Pengetatan Konversi SIM Asing oleh Jepang untuk WNA
Pemerintah Jepang melalui Badan Kepolisian Nasional menyatakan bahwa mulai 1 Oktober mendatang, tes tertulis untuk konversi SIM akan diperbarui secara menyeluruh. Perubahan ini akan berdampak pada seluruh WNA yang ingin mendapatkan SIM di Jepang. Jika sebelumnya hanya terdapat 10 pertanyaan dengan batas kelulusan 70 persen, maka dalam sistem baru jumlah pertanyaan akan ditingkatkan menjadi 50 dengan skor kelulusan minimum sebesar 90 persen. Kebijakan ini muncul sebagai respon atas meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan WNA di Jepang.
Tes tertulis tersebut akan menambahkan pertanyaan mengenai topik penting seperti “mengemudi dalam pengaruh alkohol” serta “cara merespons kecelakaan.” Hal ini menjadi langkah konkret dari Jepang untuk meningkatkan pemahaman WNA terhadap aturan lalu lintas lokal. Dengan peningkatan jumlah pengemudi asing, Jepang ingin memastikan bahwa semua pemohon konversi SIM, khususnya WNA, benar-benar memahami tanggung jawab mereka di jalan raya.
Selain tes tertulis, Jepang juga akan memperkuat tes praktik mengemudi. Penilaian kini mencakup evaluasi ketat terhadap cara pengemudi melewati perlintasan pejalan kaki dan rel kereta api. Meski tingkat kelulusan untuk ujian tertulis mencapai 90 persen, hanya sekitar 30 persen peserta yang lulus ujian praktik. Beberapa anggota parlemen menilai sistem sebelumnya “terlalu mudah” dan membutuhkan revisi agar lebih mencerminkan standar keselamatan yang tinggi.
Perubahan Persyaratan Konversi SIM untuk WNA di Jepang
Dalam sistem baru ini, tidak semua WNA dapat dengan mudah mengonversi SIM mereka. Pemerintah Jepang menegaskan bahwa pengunjung jangka pendek, termasuk wisatawan, tidak lagi memiliki hak untuk melakukan konversi SIM. Hanya mereka yang memiliki bukti domisili resmi di Jepang yang dapat mengajukan permohonan. WNA harus menyerahkan salinan surat keterangan domisili sebagai bagian dari persyaratan konversi. Sementara itu, warga negara Jepang yang ingin mengubah SIM dari luar negeri dapat mengganti dokumen domisili dengan surat keterangan keluarga.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah WNA yang mengonversi SIM mereka di Jepang meningkat tajam. Tahun lalu, tercatat 68.623 WNA mengajukan konversi SIM, dua kali lipat dibandingkan satu dekade sebelumnya. Dari angka tersebut, warga negara Vietnam merupakan pemohon terbanyak dengan jumlah 16.681 orang, disusul oleh warga negara Tiongkok dan Korea Selatan. Hal ini memperlihatkan tingginya minat WNA untuk mendapatkan izin mengemudi resmi di Jepang.
Hingga saat ini, Jepang masih memberikan kemudahan kepada WNA dari lebih dari 20 negara, termasuk Korea Selatan, untuk mengonversi SIM tanpa menjalani tes tertulis atau praktik. Namun dengan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi asing, yakni mencapai 7.286 insiden atau sekitar 2,7 persen dari seluruh kecelakaan, Jepang merasa perlu meninjau kembali kebijakan tersebut demi keselamatan bersama.
Rekomendasi

Kebangkitan Politik Partai Sayap Kanan Populis Sanseito
56 menit yang lalu
Dukungan Kabinet PM Shigeru Ishiba Anjlok Usai Pemilu Jepang
58 menit yang lalu
Restoran di Jepang Terancam Tanpa Pekerja Asing
1 jam yang lalu
Persona 4 Revival Masuk Wishlist, SEGA Siapkan Kejutan
1 jam yang lalu