Pop Kultur
Peniru Michael Jackson di Jepang Bantu Atasi Masalah Pariwisata
Peniru Michael Jackson di Jepang Bantu Atasi Masalah Pariwisata

Fenomena Michael Jackson, Jepang, dan pariwisata kini menyatu dalam satu narasi menarik di kota Osaka. Seorang peniru ikonik mendiang bintang pop asal Amerika memanfaatkan popularitasnya di media sosial untuk menyuarakan solusi atas permasalahan pariwisata yang berlebihan. Lewat aksi sosial yang dilakukan sambil menari ala Michael Jackson, sosok ini menjadi sorotan publik sekaligus agen perubahan yang unik di tengah tantangan overtourism di wilayah Jepang barat.

Aksi Michael Jackson Jepang yang Tarik Perhatian Wisatawan

Peniru Michael Jackson yang dikenal dengan nama “Michael Jackton” di kalangan netizen Jepang menjadi figur tak biasa dalam penanganan isu pariwisata. Pria ini telah berhasil meraih hampir 13 juta pengikut di platform TikTok berkat penampilannya yang enerjik dan menghibur. Aksi moonwalk-nya yang dilakukan di pusat keramaian seperti distrik Dotombori di Osaka menjadikannya magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, bukan hanya hiburan yang ditawarkan Jackton. Ia kerap memberikan rekomendasi destinasi alternatif yang tidak terlalu padat kepada turis asing. Dengan demikian, ia membantu mendistribusikan arus kunjungan wisata secara lebih merata di wilayah Jepang. Peran ini sangat penting, mengingat popularitas Michael Jackson yang ia adaptasi mampu menyedot perhatian publik luas, terutama di sektor pariwisata yang terus bertumbuh.

Menjawab Tantangan Overtourism di Jepang

Menurut data dari Biro Konvensi dan Pariwisata Osaka, jumlah pengunjung mencapai 14,59 juta orang pada tahun 2024. Dengan kemudahan akses dan kedekatannya ke tempat populer seperti Kyoto dan Nara, Osaka menjadi tujuan utama dalam peta pariwisata Jepang. Namun, keberhasilan ini memunculkan tantangan serius, seperti kepadatan pengunjung dan persoalan sampah.

Dalam konteks inilah kehadiran Michael Jackton menjadi sangat relevan. Selain menyarankan lokasi alternatif, ia juga secara aktif memungut sampah dari jalan sembari menari, lalu membuangnya ke tempat sampah. Aksi nyata ini menuai pujian dan dianggap memberi contoh baik di tengah maraknya pengabaian terhadap kebersihan oleh sebagian wisatawan. “Kami melampaui kapasitas kami untuk menerima (turis),” ujar seorang pejabat biro. Peran para influencer seperti Jackton diharapkan bisa menginspirasi solusi kreatif lainnya demi menjaga keberlanjutan pariwisata Jepang.

Mengangkat Budaya Lokal Lewat Sosok Ikonik Dunia

Dalam wawancaranya, Jackton menyampaikan harapan agar perannya bisa memperkenalkan sisi lain Jepang kepada wisatawan. “Ada banyak tempat dan adat istiadat yang belum diketahui orang asing,” katanya. Dengan menghadirkan konten yang mengangkat daya tarik kawasan yang belum ramai, ia ingin mencegah penumpukan wisatawan sekaligus meningkatkan kepuasan mereka. Langkah ini membuktikan bahwa karakter seperti Michael Jackson, jika diadaptasi secara lokal dan kreatif, bisa memberikan kontribusi positif dalam dunia pariwisata.

Keterlibatan Jackton menunjukkan bahwa isu pariwisata Jepang tak harus selalu ditangani dengan pendekatan formal. Sentuhan budaya populer dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan penting. Dengan demikian, figur Michael Jackson tak hanya hidup dalam seni pertunjukan, tetapi juga dalam kontribusi nyata terhadap masyarakat.

 

Sumber: ©︎ Sora News 24 | Dok: © Sora News 24