Jepang
Gengster Jepang Lucifers Resmi Bubar di Kantor Polisi
Gengster Jepang Lucifers Resmi Bubar di Kantor Polisi

Pembubaran resmi gengster Jepang Lucifers menciptakan momen langka yang menarik perhatian publik. Gengster Jepang yang dikenal sebagai Lucifers ini memilih cara yang tak lazim dengan mengakhiri eksistensinya lewat upacara formal di kantor polisi. Fenomena ini menggambarkan perubahan arah dari kehidupan penuh kekerasan ke tekad memulai lembaran baru.

Akhir Perjalanan Gengster Jepang Lucifers di Kantor Polisi

Sekitar 30 anggota gengster Jepang Lucifers mendatangi kantor polisi Distrik Atsuta di Nagoya, Prefektur Aichi, pada hari Minggu. Tidak seperti situasi biasanya yang melibatkan penangkapan massal, kehadiran gengster Jepang ini bukan untuk berurusan dengan hukum, melainkan untuk mengadakan upacara pembubaran resmi. Lucifers adalah salah satu gengster Jepang yang didirikan pada pertengahan 1990-an dan telah memiliki sekitar 500 anggota aktif di wilayah Atsuta.

Selama beberapa dekade, gengster Jepang ini terlibat dalam berbagai tindak kejahatan seperti penyerangan dan pencurian. Meskipun banyak penangkapan dilakukan, pihak berwenang belum berhasil membubarkan gengster Jepang Lucifers secara menyeluruh. Namun, titik balik terjadi ketika 25 anggota Lucifers ditangkap sejak Mei 2024, termasuk sang pemimpin yang kini diadili atas tuduhan penyerangan setelah penangkapannya pada bulan Desember.

Upacara Pembubaran Gengster Jepang Lucifers: Sumpah Tak Akan Kembali

Sebagai langkah akhir, pemimpin gengster Jepang Lucifers mengirimkan pemberitahuan tertulis pada Desember ke cabang Atsuta Kepolisian Prefektur Aichi, menyatakan niat untuk membubarkan organisasi tersebut. Dalam upacara pembubaran yang dilakukan di kantor polisi, para anggota gengster Jepang Lucifers, yang berusia antara remaja hingga 50-an, menyampaikan sumpah mereka. Mereka berjanji tidak akan pernah lagi menimbulkan masalah dan tidak akan mendirikan kembali organisasi gengster Jepang ini.

Masaki Suzuki, Kepala Distrik Atsuta, memberikan pesan yang menyentuh kepada para mantan anggota gengster Jepang tersebut. Ia berkata, “Saya ingin kalian mengabdikan diri pada pekerjaan dan studi masing-masing.” Mantan anggota gengster Jepang Lucifers menunjukkan komitmen untuk berubah. Seorang pria berusia 19 tahun menyampaikan, “Saya minta maaf karena telah menimbulkan masalah bagi orang-orang di sekitar saya. Mulai sekarang, saya akan bekerja keras di pekerjaan konstruksi saya dan mencoba menebus kesalahan saya sendiri.”

Langkah Baru Mantan Anggota Gengster Jepang Menuju Masa Depan

Seorang mantan anggota gengster Jepang Lucifers yang masih berusia 15 tahun pun menyampaikan niat serupa. Ia mengatakan, “Saya telah menjauh dari teman-teman saya yang baik. Saya akan membuka lembaran baru dan terus belajar di sekolah dan bekerja di pekerjaan paruh waktu saya.” Langkah-langkah ini menunjukkan transformasi yang berani dari kehidupan gengster Jepang menuju kehidupan yang lebih produktif.

Fenomena ini mengingatkan pada narasi klasik dalam budaya pop Jepang seperti “River City Ransom,” di mana mantan gengster Jepang memilih kembali ke bangku sekolah dan menjalani hidup sebagai siswa berprestasi. Upacara ini bukan hanya penanda berakhirnya Lucifers sebagai gengster Jepang, tapi juga simbol perubahan sosial di masyarakat.

 

Sumber: ©︎ Tokyo Reporter | Dok: © Piexels