Jepang
Skandal Grup Access: 78 Ribu Wanita Direkrut untuk Bisnis Seks
Skandal Grup Access: 78 Ribu Wanita Direkrut untuk Bisnis Seks

Penyelidikan Grup Access dan Jaringan Bisnis Seks yang Menggemparkan

Skandal grup Access yang merekrut puluhan ribu wanita untuk bisnis seks telah menjadi sorotan utama dalam pemberantasan kejahatan terorganisasi di Jepang. Penutupan penyelidikan oleh Kepolisian Metropolitan Tokyo menandai akhir dari salah satu investigasi terbesar terkait bisnis seks di Jepang. Dengan jumlah korban mencapai sekitar 78.000 wanita, grup ini mengoperasikan jaringan bisnis seks yang sangat luas dan tersembunyi.

Penutupan Penyelidikan Grup Access oleh Kepolisian Tokyo

Kepolisian Metropolitan Tokyo secara resmi menutup penyelidikan khusus terhadap grup Access pada Kamis, 26 Juni. Grup Access diyakini telah merekrut sekitar 78.000 wanita ke berbagai bisnis seks di Jepang dalam periode lima tahun sejak 2019. Tindakan ini merupakan bagian dari operasi jangka panjang untuk mengungkap dan membongkar jaringan kejahatan terorganisasi dalam industri bisnis seks di Jepang.

Langkah penutupan ini dilakukan setelah polisi menyatakan bahwa telah terjadi “kemajuan signifikan” dalam mengungkap struktur dan menghentikan operasional grup tersebut. Grup Access dianggap sebagai kelompok kriminal anonim dan bergerak secara mobile atau disebut tokuryu, dengan sekitar 300 anggota yang memiliki hubungan dengan lebih dari 1.800 usaha bisnis seks di seluruh Jepang.

Re-arrest Kazuma Endo dan Peran Kejahatannya

Dalam proses penyelidikan yang intensif, polisi juga mengumumkan penangkapan ulang terhadap pemimpin grup Access, Kazuma Endo (34 tahun). Endo diduga menerima total sekitar 120 juta yen sebagai hasil kejahatan dari kegiatan bisnis seks antara Februari hingga November tahun lalu.

Dana tersebut diperoleh dari pembayaran rujukan yang disebut “scoutbacks,” yang dibayarkan oleh bisnis seks kepada para perekrut. Untuk menyembunyikan aliran uang ilegal ini, pengiriman uang dilakukan secara sembunyi-sembunyi melalui pos ke alamat “kantor virtual” sebanyak sekitar 480 kali. Atas tuduhan pelanggaran Undang-Undang Hukuman Kejahatan Terorganisasi karena menyembunyikan hasil kejahatan, Endo memilih untuk tetap diam dan tidak memberikan keterangan kepada penyidik.

Jaringan Luas dan Dampak Sosial dari Grup Access

Grup Access tidak hanya terdiri dari puluhan anggota, tetapi juga mengoperasikan jaringan yang tersebar luas dan terorganisir dengan baik. Dengan lebih dari 300 anggota dan akses ke sekitar 1.800 bisnis seks di seluruh Jepang, kelompok ini menguasai pasar rekrutmen dalam industri seks secara besar-besaran. Selama lima tahun, mereka menerima kompensasi sebesar 6 miliar yen sebagai bagian dari sistem rujukan tersebut.

Total sebanyak 12 orang, termasuk eksekutif dan scout atau perekrut, telah ditangkap selama proses penyelidikan. Tak hanya itu, lima perusahaan yang menjalankan bisnis seks di berbagai wilayah juga telah dibongkar sebagai bagian dari tindakan hukum terhadap jaringan ini. Penutupan kasus ini menjadi momentum penting dalam memerangi perdagangan manusia dan eksploitasi seksual di Jepang.