Jepang
Guru di Nagoya Pakai Kamera Sekolah untuk Ambil Foto Tidak Senonoh
Guru di Nagoya Pakai Kamera Sekolah untuk Ambil Foto Tidak Senonoh

Kasus yang mencoreng dunia pendidikan kembali terjadi, kali ini melibatkan seorang guru SD Nagoya yang menyalahgunakan kamera sekolah untuk mengambil foto tidak senonoh terhadap siswi-siswinya. Tindakan ini tidak hanya mengejutkan masyarakat Jepang, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan anak-anak di lingkungan sekolah.

Pengakuan Guru SD Nagoya yang Gunakan Kamera Sekolah

Yuji Moriyama, seorang guru SD Nagoya berusia 42 tahun, ditangkap oleh Kepolisian Prefektur Aichi atas dugaan mengambil foto tidak senonoh dari pakaian dalam siswa perempuan menggunakan kamera sekolah. Foto-foto tersebut kemudian ia sebarkan melalui grup percakapan media sosial. Dalam pemeriksaan, Moriyama mengaku, “Saya menggunakan kamera digital sekolah untuk mengambil foto-foto itu.”

Guru SD tersebut diketahui memegang tanggung jawab sebagai pembuat buletin sekolah selama tiga tahun terakhir. Dalam tugasnya itu, ia memiliki akses penuh terhadap kamera sekolah yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa. Ternyata, fasilitas tersebut justru disalahgunakan untuk mengambil gambar-gambar tidak pantas.

Grup Chat Rahasia Antarguru di Seluruh Jepang

Tindakan tidak bermoral ini tidak dilakukan sendirian. Dalam penyelidikan, diketahui bahwa Moriyama tergabung dalam sebuah grup chat rahasia beranggotakan sekitar sepuluh orang guru SD Nagoya dan kota lainnya. Grup tersebut memakai aplikasi dari luar negeri yang dikenal memiliki sistem keamanan tinggi dan sulit dilacak.

Selain Moriyama, dua guru lainnya juga telah ditahan. Fumiya Kosemura, 37 tahun, asal Yokohama, dituduh mengambil foto tidak senonoh siswi di Kanagawa dan mengirimkannya ke grup tersebut. Dalam keterangannya, Kosemura menyatakan, “Saya mengambil foto pakaian dalam siswa perempuan dan mengirimkannya ke anggota grup.” Akses terhadap teknologi seperti kamera sekolah ternyata menjadi celah bagi pelaku melakukan tindak kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Pemeriksaan Menyeluruh dan Dampak Psikologis pada Siswa

Sebagai tindak lanjut, Dewan Pendidikan Kota Nagoya akan menugaskan konselor sekolah untuk mewawancarai para siswa di sekolah tempat Moriyama bekerja. Pemeriksaan ini akan berlangsung setidaknya selama semester pertama untuk mendeteksi dampak psikologis akibat kasus ini.

Selain itu, tim investigasi pihak ketiga juga dikerahkan untuk memeriksa ulang seluruh sudut sekolah guna mencari kemungkinan adanya kamera tersembunyi lain yang belum terdeteksi. Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan fasilitas seperti kamera sekolah yang digunakan untuk mengambil foto tidak senonoh.

Kasus Guru Lain Ungkap Jaringan Kejahatan Serupa

Kasus ini juga menyeret nama Shota Mizuto, seorang guru SD Nagoya berusia 34 tahun, yang pada bulan Januari lalu didakwa atas tindakan menyiramkan cairan tubuh ke tas seorang siswi di peron kereta wilayah Atsuta.

Ketika polisi memeriksa ponsel Mizuto, ditemukan pula bahwa ia terlibat dalam grup yang sama dengan Moriyama dan Kosemura. Ia juga menyebarkan foto tidak senonoh siswa perempuan yang diambil secara diam-diam. Dari sinilah polisi berhasil menelusuri jaringan kejahatan ini dan menangkap anggota lain yang terlibat, menunjukkan bahwa pelanggaran etik oleh guru SD Nagoya ini bukanlah kasus tunggal.