VTuber Nijisanji Dilarang Masuk Museum Seks Jepang Usai Rekam Konten Tanpa Izin
Museum boneka seks Jepang larang VTuber Nijisanji setelah insiden perekaman konten tanpa izin.


Pertikaian terbaru antara dunia VTuber, agensi Nijisanji, dan museum boneka seks Jepang mencuat ke publik setelah sebuah insiden perekaman konten tanpa izin memicu kecaman dari pemilik museum. Kasus ini menarik perhatian warganet Jepang karena melibatkan batasan etika dalam produksi konten VTuber serta hak privasi pemilik tempat wisata unik seperti Yashio Hihokan. Dalam pernyataannya, pemilik museum tidak hanya melarang VTuber tertentu, tetapi juga secara terbuka menyebut agensi mereka sebagai pihak yang melanggar hukum.
Larangan Museum Boneka Seks Jepang kepada VTuber
Konflik yang mencuat pada 18 Juni 2025 ini bermula dari tindakan seorang VTuber yang diduga datang ke museum boneka seks Jepang, Yashio Hihokan, tanpa membuat janji temu terlebih dahulu. Museum ini dikenal sebagai koleksi pribadi milik fotografer Jepang, Yoshitaka Hyodo, yang menyimpan boneka dewasa seukuran manusia. Karena sifat privat dan sensitif dari lokasi tersebut, pengunjung wajib melakukan reservasi terlebih dahulu melalui email. Dalam kasus ini, sang VTuber awalnya ditolak masuk karena tidak mengikuti prosedur yang berlaku.
Namun, kontroversi tidak berhenti di situ. Sang VTuber kembali mencoba menjadwalkan kunjungan dan berhasil memperoleh izin masuk, namun tidak menginformasikan tujuan sebenarnya—yakni merekam konten untuk dimonetisasi melalui saluran daring miliknya. Aktivitas perekaman dilakukan secara diam-diam, tanpa seizin pemilik, dan bahkan menangkap suara serta komentar pihak ketiga yang tidak pernah menyetujui untuk terekam.
Yoshitaka Hyodo menjelaskan bahwa museum memiliki kebijakan khusus untuk kegiatan wawancara dan perekaman, yang hanya dapat dilakukan pada hari-hari tertentu dan melalui persetujuan formal. Hal ini sepenuhnya diabaikan oleh pihak VTuber tersebut. Hyodo pada awalnya berniat memaafkan insiden ini mengingat usia muda pelaku, namun niat itu berubah setelah menerima email yang ia sebut sebagai “menjijikkan” dari manajer agensi VTuber Nijisanji.
Tanggapan Keras dari Pemilik Museum Boneka Seks Jepang
Pemilik museum boneka seks Jepang, Yoshitaka Hyodo, menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh VTuber dan manajernya telah melanggar etika serta tata cara profesional yang berlaku di tempat tersebut. Dalam pernyataannya, Hyodo berkata, “Jika Anda ingin melakukan wawancara, ada proses yang tepat. Anda mengabaikan semuanya dan berani bertindak kasar terhadap seseorang yang bersikap toleran. Saya tidak akan pernah berurusan dengan Anda lagi.”
Pernyataan ini langsung berdampak besar. Mulai saat itu, semua anggota VTuber yang berafiliasi dengan Nijisanji dilarang mengunjungi museum, menjadwalkan wawancara, atau membuat konten apa pun di Yashio Hihokan. Kebijakan tegas ini disebut Hyodo sebagai langkah untuk melindungi privasi, etika profesi, dan ketertiban dalam lingkungan yang sangat terbatas aksesnya. Museum tersebut memang dikenal eksklusif dan hanya dapat diakses dengan janji temu, sehingga pelanggaran sekecil apa pun dianggap serius.
Larangan ini juga mencerminkan meningkatnya ketegangan antara dunia VTuber yang mengandalkan konten daring, dan institusi-institusi pribadi seperti museum dengan kebijakan akses yang ketat. Di media sosial, opini publik pun terbelah antara mendukung tindakan tegas museum dan mengecam agensi VTuber karena diduga mengabaikan peraturan.
Dampak Kontroversi terhadap Reputasi Nijisanji
Skandal ini jelas memberikan dampak serius terhadap agensi VTuber Nijisanji, baik dari segi reputasi maupun hubungan mereka dengan komunitas kreator dan pemilik lokasi privat seperti museum boneka seks Jepang. Dituduh sebagai “organisasi yang melanggar hukum” dan “sekelompok bajingan”, Nijisanji belum memberikan pernyataan resmi yang menanggapi tuduhan tersebut secara terbuka.
Para penggemar pun terbagi; ada yang membela VTuber dan menganggap kejadian ini sebagai kesalahpahaman, namun tak sedikit yang menyayangkan sikap manajemen Nijisanji yang dinilai tidak profesional dalam menangani insiden ini. Dalam industri konten digital yang semakin kompetitif, kepercayaan publik dan etika kerja menjadi faktor penting dalam mempertahankan citra.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi agensi maupun VTuber independen untuk lebih berhati-hati dalam membuat konten di tempat pribadi. Mengabaikan prosedur seperti izin lokasi, hak cipta suara, atau privasi orang lain bisa berujung pada sanksi serius hingga larangan permanen.
Sumber: ©︎ Crazy For Anime Trivia | Dok: © Crazy For Anime Trivia
Rekomendasi
.webp)
KADOKAWA Resmi Luncurkan Trailer Perdana Adaptasi Anime Garena Free Fire
37 menit yang lalu
Zenless Zone Zero Versi 2.1 “Deburan Ombak Kala Menyapa” Siap Menggebrak Musim Panas Mulai 16 Juli 2025
15 jam yang lalu
HoYoverse Umumkan Jajaran Resmi untuk Gamescom 2025: Genshin Impact, Honkai: Star Rail, dan Zenless Zone Zero Siap Hadirkan Pengalaman Imersif
15 jam yang lalu
Review Film Kaiju No. 8: Mission Recon | Ketika Wakil Kapten Pemburu Kaiju Mengambil Hari Libur
22 jam yang lalu.webp)