Pop Kultur
Sistem Pencegah Salah Injak Pedal Akan Wajib di Jepang 2028
Sistem Pencegah Salah Injak Pedal Akan Wajib di Jepang 2028

Kecelakaan lalu lintas akibat salah injak pedal gas dan rem oleh pengemudi lanjut usia menjadi sorotan serius di Jepang. Dengan tingkat penuaan penduduk yang semakin tinggi, pemerintah Jepang kini mewajibkan pemasangan acceleration pedal misapplication prevention system pada mobil. Sistem ini bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, terutama yang melibatkan pengemudi lansia, melalui pengembangan teknologi keselamatan kendaraan. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya nasional dalam mengurangi insiden yang kerap kali menimpa pejalan kaki maupun pengendara lain.

Kebijakan Baru untuk Sistem Pencegah Salah Injak Pedal

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang pada 17 Juni mengumumkan kebijakan baru terkait sistem keselamatan kendaraan. Semua mobil penumpang otomatis yang diproduksi setelah 1 September 2028 diwajibkan untuk dilengkapi dengan sistem pencegah kesalahan injak pedal gas. Sistem ini akan menjadi standar wajib tidak hanya untuk mobil produksi domestik tetapi juga untuk mobil impor, dengan batas waktu penerapan pada 1 September 2029.

Langkah ini diambil menyusul berbagai kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengemudi lanjut usia. Sistem pencegah kesalahan pedal gas ini akan menghambat percepatan mendadak kendaraan, kecuali pengemudi menunjukkan tanda-tanda sadar seperti baru menginjak rem, menyalakan lampu sein, atau berada dalam kondisi jalan menanjak. Teknologi keselamatan kendaraan ini sudah diimplementasikan secara opsional di beberapa kendaraan Toyota. Dengan adanya regulasi baru ini, pemerintah berharap dapat menekan angka kecelakaan akibat salah injak pedal gas yang seringkali menyebabkan kecelakaan fatal.

Faktor Usia dan Risiko Kesalahan Pengemudi Lanjut Usia

Kesalahan menginjak pedal gas dan rem sering kali dikaitkan dengan faktor usia, terutama pada pengemudi berusia di atas 75 tahun. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar satu dari sepuluh pemegang SIM di Jepang berusia di atas 75 tahun. Meningkatnya angka pengemudi lanjut usia turut mendorong pemerintah daerah untuk memperketat aturan perpanjangan SIM dengan menambahkan tes kognitif bagi lansia.

Namun, beberapa insiden menunjukkan bahwa tes kognitif saja tidak cukup. Misalnya, pada 11 Juni lalu, seorang pengemudi berusia 99 tahun menabrak pengguna jalan lain karena mengemudi berlawanan arah di sebuah terowongan. Ia diketahui telah lulus seluruh tes pembaruan SIM, termasuk tes kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan lalu lintas tidak hanya bergantung pada usia, melainkan juga pada faktor lain yang lebih kompleks.

Obat-Obatan dan Gangguan Kognitif Pengemudi Lansia

Psikiater dan penulis terkenal Jepang, Hideki Wada, menyoroti faktor lain yang jarang dibahas dalam pemberitaan, yaitu efek samping obat-obatan yang dikonsumsi pengemudi lansia. Menurutnya, gangguan mental yang menyebabkan pengemudi kehilangan fokus atau salah injak pedal bisa disebabkan oleh interaksi antarobat. Ia mengklaim bahwa media massa tidak banyak mengangkat isu ini karena adanya keterkaitan sponsor dari perusahaan farmasi.

Pendekatan berbasis medis seperti mengevaluasi kombinasi obat yang dikonsumsi bisa menjadi alternatif dalam mengukur kemampuan mengemudi para lansia. Meski demikian, penerapan teknologi keselamatan, pemeriksaan kesehatan menyeluruh, serta edukasi pengguna jalan tetap menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini secara komprehensif.

 

Sumber: ©︎ Sora News 24 | Dok: © Wallpaper Cave