Dalam industri Game, pendekatan Developer Game terhadap tutorial sering menjadi penentu kesan pertama pemain. Banyak Game gagal mempertahankan pemain di awal karena keputusan desain Developer Game yang keliru. Fenomena ini mendorong diskusi baru di kalangan Developer Game, terutama terkait bagaimana tutorial Game seharusnya disajikan tanpa mengurangi minat bermain Game itu sendiri.
Pendekatan Developer Game terhadap Tutorial Game
Seorang Developer Game asal Jepang bernama Itchie memicu diskusi penting mengenai tutorial Game yang justru membuat pemain enggan melanjutkan permainan. Dalam pengalamannya sebagai Developer Game yang pernah terlibat dalam pengembangan Game di Square Enix dan SNK, ia menemukan bahwa asumsi Developer Game sering kali tidak sesuai dengan perilaku pemain Game. Data menunjukkan bahwa pemain Game berhenti bermain bukan karena tidak paham, tetapi karena terlalu lama menunggu sebelum bisa mengontrol Game secara langsung, sebuah kesalahan umum Developer Game.

Itchie menjelaskan bahwa saat ia menambah penjelasan tutorial Game, tingkat pemain yang keluar justru tetap tinggi. Sebagai Developer Game, ia kemudian meninjau ulang data dan mendapati bahwa pemain Game hampir tidak membaca instruksi yang diberikan. Setelah durasi tutorial Game dipangkas sekitar 30 detik, hasilnya signifikan bagi Developer Game, karena tingkat retensi pemain Game meningkat drastis tanpa perlu penjelasan tambahan dari Developer Game.
Kritik Developer Game terhadap Asumsi Desain Game
Masalah ini dianggap sebagai kegagalan klasik Developer Game dalam memahami perilaku pemain Game. Menurut Itchie, Developer Game sering menebak-nebak pemahaman pemain Game alih-alih mengukur langsung lewat data. Dalam konteks ini, Game seharusnya memberi pengalaman bermain secepat mungkin, karena pemain Game ingin merasakan keseruan terlebih dahulu tanpa intervensi berlebihan dari Developer Game.
Pendapat serupa disampaikan oleh Developer Game lain, Shimaguni Yamato. Ia menilai bahwa solusi manajemen yang selalu meminta tambahan penjelasan Game sering kali tidak efektif. Bagi Developer Game, menciptakan rasa seru di awal Game jauh lebih penting. Ia mencontohkan Game Xenoblade Chronicles 2, yang mendapat kritik karena tutorial padat, sebagai pelajaran penting bagi Developer Game dalam merancang alur belajar pemain Game.
Contoh Pendekatan Game ala Nintendo
Sementara itu, Hiroyuki Matsumoto menyampaikan pandangan tegas bahwa pemain Game pada dasarnya tidak menyukai tutorial. Sebagai Developer Game, ia mengakui sering melupakan penjelasan awal Game, bahkan setelah bermain lama. Menurutnya, Developer Game cukup memberi petunjuk singkat dalam Game, bukan tutorial panjang yang mengganggu alur bermain Game.

Pendekatan berbeda justru datang dari Nintendo, yang kerap dipuji oleh Developer Game dan pemain Game. Nintendo dianggap berhasil mengajarkan mekanik Game lewat gameplay tanpa terasa seperti tutorial. Banyak Developer Game menilai bahwa Game seperti Mario Kart, The Legend of Zelda: Ocarina of Time, hingga Donkey Kong Bananza menunjukkan bahwa desain Game yang intuitif adalah kunci keberhasilan Developer Game.
Kesimpulannya, diskusi ini menegaskan bahwa pemain Game tidak ingin dibanjiri arahan sejak awal. Bagi Developer Game, tutorial terbaik dalam Game adalah yang hampir tidak terasa, memungkinkan pemain belajar sambil menikmati Game, sebuah prinsip yang semakin relevan dalam desain Game modern oleh Developer Game.
Rekomendasi
Goddess Order Resmi Tutup Server Usai Developer Bangkrut
1 jam yang lalu
Pemegang Saham EA Setujui Akuisisi Rp920 Triliun oleh PIF
1 jam yang lalu
Franchise Game Danganronpa Tembus 10 Juta Copy Global
1 jam yang lalu
Game ‘Stardew Valley’ Kini Telah Resmi Hadir di Nintendo Switch 2
1 jam yang lalu