
Masjid Bertambah di Jepang, Namun Tantangan Masih Ada
Pertumbuhan masjid di Jepang menunjukkan perkembangan yang menggembirakan seiring meningkatnya jumlah umat Muslim di negara tersebut. Hingga akhir 2024, telah berdiri lebih dari 150 masjid di Jepang, dengan tambahan sekitar 145 ruang salat di bandara, stasiun, dan pusat publik. Totalnya mencapai sekitar 295 lokasi yang dapat digunakan untuk beribadah. Namun, meskipun jumlah masjid di Jepang terus bertambah, pembangunan rumah ibadah ini tidak selalu berjalan mulus karena masih menghadapi penolakan dari sebagian warga lokal dengan alasan sosial, budaya, hingga lingkungan.
Tantangan Pembangunan Masjid di Tengah Masyarakat Jepang
Profesor Hirofumi Tanada, seorang peneliti terkemuka yang mengkaji perkembangan Islam di Jepang, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam mendirikan masjid di Jepang bukan berasal dari kebijakan pemerintah daerah, melainkan dari sikap warga sekitar. Ia menuturkan, “Satu orang tetangga saja menolak, prosesnya bisa sangat sulit.” Menurutnya, sosialisasi dengan masyarakat sebelum pembelian tanah untuk masjid di Jepang menjadi langkah penting agar keberadaan tempat ibadah ini dapat diterima dengan baik oleh lingkungan sekitar. Tantangan sosial semacam ini menunjukkan bahwa penerimaan terhadap masjid di Jepang masih memerlukan pendekatan yang hati-hati dan penuh pengertian.
Penolakan Terhadap Masjid di Berbagai Wilayah Jepang
Beberapa kasus di berbagai daerah menggambarkan kompleksitas penerimaan terhadap komunitas Muslim dan pembangunan masjid di Jepang. Di Hiji, Prefektur Oita, rencana pembangunan pemakaman Muslim mendapat penolakan warga yang khawatir akan pencemaran tanah dan air. Situasi serupa terjadi di Miyagi, di mana proyek pemakaman Muslim ditolak ratusan warga hingga akhirnya dibatalkan oleh gubernur pada September 2025. Sementara di Kanazawa dan Toyama, pembangunan masjid di Jepang sempat menghadapi kendala karena alasan kebisingan, parkir, dan kekhawatiran sosial. Meski begitu, sebagian proyek berhasil dilanjutkan setelah proses negosiasi yang panjang dan intensif. Kasus-kasus ini mencerminkan betapa rumitnya dinamika sosial yang menyertai pembangunan masjid di Jepang di tengah masyarakat yang masih beradaptasi dengan keberagaman agama.
Dialog dan Pemahaman sebagai Kunci Toleransi di Jepang
Walau tantangan masih dihadapi, komunitas Muslim terus berupaya menjembatani perbedaan melalui komunikasi dan dialog terbuka. Banyak pusat kegiatan keagamaan kini dikembangkan bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga ruang pertukaran budaya antara Muslim dan warga Jepang. Langkah ini menjadi bukti bahwa pertumbuhan masjid di Jepang tidak hanya simbol keagamaan, tetapi juga wujud semangat toleransi dan kolaborasi sosial. Dengan pendekatan yang terbuka, diharapkan pembangunan masjid di Jepang ke depan dapat diterima dengan lebih baik oleh masyarakat luas. Usaha membangun pengertian dan saling menghormati ini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan harmoni antara komunitas Muslim dan warga Jepang di masa mendatang.
Rekomendasi

Hitsujibungaku Rilis Album Kelima 'Don’t Laugh It Off' Pada 8 Oktober
1 jam yang lalu
IGX 2025 Bukan Sekadar Game Expo, Tapi Pesta Besar Para Gamer Indonesia!
5 jam yang lalu
Cosplay Expo 2025 Hadirkan Kejutan Besar! Siapa Saja yang Akan Tampil?
6 jam yang lalu
Pertumbuhan Islam di Jepang Kian Pesat
1 hari yang lalu