Daftar
Orang Tua Kirim Anak Mereka ke Biara Karena Ketahuan Suka Yaoi
Orang Tua Kirim Anak Mereka ke Biara Karena Ketahuan Suka Yaoi

Seputar Otaku - Belakangan ini Twitter Jepang diramaikan oleh sejumlah cerita unik seputar budaya otaku, terutama yang melibatkan orang asing dan fandom Yaoi (Boys’ Love). Cerita-cerita ini awalnya dibagikan oleh para otaku Jepang yang membagikan pengalaman mereka, dan langsung menjadi viral karena kocak sekaligus menarik.

Salah satu cerita paling populer datang dari seorang gadis Jepang yang pergi ke Animate, toko besar yang terkenal menjual segala hal terkait anime, manga, hingga merchandise otaku.

Di sana, ia menyaksikan sekelompok turis perempuan asal Barat membawa tumpukan besar manga BL (Yaoi). Namun, percakapan mereka justru membuat orang di sekitar terhibur:

  • “Adakah yang bisa membaca ini?”
  • “Aku tidak bisa.”
  • “Lalu apa yang akan kita lakukan? Apakah kita menyerah?”
  • “Apa yang kamu katakan, tidak masuk akal untuk menyerah setelah sampai sejauh ini.”

Meski tidak bisa membaca bahasa Jepang, semangat mereka untuk membeli manga Yaoi tetap membara. Hal ini menunjukkan betapa fandom BL memiliki penggemar lintas negara yang rela berburu koleksi langsung di Jepang.

Namun, kisah yang paling banyak menyita perhatian datang dari akun Twitter bernama Yatsuhashis. Ia membagikan pengalaman seorang siswa pertukaran asal Amerika Serikat, yang menceritakan bahwa adiknya ketahuan sebagai fujoshi oleh orang tua mereka.

Alih-alih menerima hobi tersebut, orang tuanya justru mengambil langkah ekstrem dengan mengirim sang anak ke perkemahan musim panas di sebuah biara. Harapannya, “biara” ini bisa menyembuhkan kegemarannya terhadap Yaoi.

yaoi

Setelah cuitannya viral, Yatsuhashis menjelaskan lebih lanjut bahwa biara tersebut sebenarnya tidak seketat bayangan orang-orang. Siapa saja sebenarnya bisa berkunjung ke sana, hanya saja lokasinya berada di pedesaan dengan akses internet yang buruk. Jadi, “hukuman” utamanya mungkin sekadar bosan karena tak bisa online.

Ia juga menegaskan bahwa orang tua gadis itu tidak membuang koleksi Yaoi miliknya. Selain itu, istilah fujoshi tidak serta merta berarti orientasi seksual tertentu, melainkan sekadar sebutan bagi perempuan yang menyukai karya fiksi bertema hubungan antar pria.

Menariknya, ada juga versi laki-laki yang disebut fudanshi, yang konon jika melakukan kesalahan juga bisa dikirim ke tempat yang sama.

Reaksi netizen, khususnya para fujoshi, sangat meriah. Banyak yang merasa relate dan ikut berkomentar bahwa menjadi fujoshi adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Salah satu komentar yang paling sering muncul adalah:

“Begitu kamu menjadi fujoshi, tidak ada jalan kembali.”