Game
Sutradara Dibalik Seri Devil May Cry, Hideaki Itsuno Sebut Bahwa Ia Tidak Ingin Habiskan Sisa Hidup Membuat Sekuel Game
Sutradara Dibalik Seri Devil May Cry, Hideaki Itsuno Sebut Bahwa Ia Tidak Ingin Habiskan Sisa Hidup Membuat Sekuel Game

Seputar Otaku - Kepala LightSpeed Japan Studio, Hideaki Itsuno, mengungkapkan alasan utama meninggalkan Capcom setelah puluhan tahun berkarya. Sutradara legendaris di balik Devil May Cry 5 dan Dragon’s Dogma ini menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menghabiskan sisa hidup hanya untuk membuat sekuel game.

LightSpeed Japan Studio kini resmi memiliki kantor di Tokyo dan Osaka, dengan tim beranggotakan sekitar 40 orang. Studio ini merekrut sejumlah talenta besar dari Capcom, seperti:

  • Toshihiro Nakagawa (Bingo Morihashi) – penulis skenario utama Devil May Cry & Dragon’s Dogma.
  • Daigo Ikeno – ilustrator sekaligus art director Street Fighter III, Devil May Cry, hingga Street Fighter IV.
  • Bengus (Gouda Cheese) – desainer karakter 2D untuk Darkstalkers, Marvel vs. Capcom, hingga anime Battle Spirits.

lightning speed

Menurut Itsuno, langkah ini bertujuan menciptakan IP (Intellectual Property) AAA orisinal di Jepang, sesuatu yang kini semakin jarang dilakukan di industri game.

“Dengan mendirikan studio di Tokyo dan Osaka, kami bisa memanfaatkan bakat 
terbaik Jepang. Kami ingin melahirkan game aksi AAA generasi baru dengan
identitas orisinal, bukan sekadar sekuel,” ungkap Itsuno.

Dalam wawancara dengan VGC, Itsuno menjelaskan alasannya meninggalkan Capcom. Ia merasa bahwa jika terus bertahan, hidupnya akan habis untuk membuat sekuel Devil May Cry atau Dragon’s Dogma.

“Bukannya saya tidak ingin membuat sekuel. Saya tetap ingin, tapi saya juga 
ingin membuat IP baru. Dengan Devil May Cry 5 dan Dragon’s Dogma 2, banyak
hal yang saya impikan sudah tercapai,” ujar Itsuno.

lightning speed

Ia juga menambahkan bahwa usia menjadi faktor besar. Baginya, ini adalah “kesempatan terakhir” untuk menantang diri menciptakan IP baru yang segar, sebelum waktunya habis hanya untuk membuat lanjutan seri lama.

Meski belum merinci judul barunya, Itsuno memastikan game yang sedang dikembangkan bukanlah soulslike atau tiruan game populer lain. Ia ingin menciptakan sesuatu yang berbeda, segar, dan inovatif.

Game tersebut akan menggabungkan:

  • Fighting gameplay Rival Schools dengan variasi kombo dan teknik unik.
  • Skill ceiling ala Devil May Cry yang memberi kebebasan bereksperimen.
  • AI canggih Dragon’s Dogma yang menghadirkan pengalaman imersif.
“Karakter selalu jadi bagian penting dari karya saya. Game baru ini akan 
menghadirkan tokoh-tokoh dengan kepribadian kuat dan khas,” jelasnya.

Selain mengembangkan IP baru, Itsuno masih menyimpan impian pribadi: membuat Capcom vs SNK 3.

“Saya ingin membuat game fighting seperti Capcom vs SNK. Jika Capcom atau SNK 
memberi lisensi, itu ada di urutan teratas daftar saya!” tegasnya.