
Silent Hill 2 merupakan salah satu game horor legendaris yang dikenal penuh simbolisme psikologis. Baru-baru ini, pernyataan dari Developer Silent Hill 2 kembali menarik perhatian para penggemar setelah muncul perdebatan soal adegan Pyramid Head. Banyak yang menilai adegan tersebut sarat dengan pelecehan seksual, namun sang desainer monster dari game Silent Hill 2, Masahiro Ito, menegaskan hal itu bukanlah maksud asli dari cerita.
Developer Silent Hill 2 Luruskan Persepsi Fans
Desainer monster Silent Hill 2, Masahiro Ito, menjelaskan bahwa interpretasi penggemar terhadap adegan Pyramid Head dan Mannequin telah salah kaprah. Menurutnya, meski secara visual game Silent Hill 2 menampilkan adegan ambigu, tujuan sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menggambarkan pelecehan seksual. Klarifikasi ini menegaskan bahwa Developer Silent Hill 2 tidak pernah bermaksud membawa narasi ke arah tersebut.
Adegan Pyramid Head dan Kontroversinya
Adegan dalam game Silent Hill 2 yang memperlihatkan Pyramid Head berinteraksi dengan dua Mannequin sering dianggap simbol pelecehan seksual. Developer Silent Hill 2 menegaskan bahwa hal itu tidak bisa ditafsirkan sebagai maksud utama cerita. Masahiro Ito yang juga membuat animasi adegan tersebut menyatakan, “Meskipun terlihat sexual, tujuan cerita sebenarnya tidak seperti yang diinterpretasikan penggemar.” Dengan demikian, game Silent Hill 2 tetap berfokus pada trauma psikologis karakter, bukan pada isu seksual yang disalahpahami.
Penolakan Teori Tentang James dan Mary
Masahiro Ito juga menolak teori bahwa James, protagonis dalam game Silent Hill 2, membunuh istrinya Mary karena frustrasi seksual. Sang Developer Silent Hill 2 menekankan bahwa pandangan tersebut tidak sesuai dengan narasi maupun psikologi karakter. Ia menegaskan, “Siapa yang ingin menggambarkan seorang protagonis dalam game membunuh istrinya karena frustrasi seksual?” Sebagai bukti, ia merujuk pada ending In Water yang menampilkan motif berbeda dan lebih kompleks dalam cerita Silent Hill 2.
Tema Seksual yang Sebenarnya dalam Game
Meski menolak interpretasi fans soal Pyramid Head, Developer Silent Hill 2 mengakui bahwa tema pelecehan seksual memang ada di game tersebut. Namun, hal itu hanya tercermin dalam kisah Angela Orosco dan monster Abstract Daddy. Silent Hill 2 sebagai game horor psikologis lebih menekankan simbolisme mendalam di balik setiap karakter. Monster yang muncul dalam cerita bukanlah representasi seksual semata, melainkan refleksi dari trauma dan penderitaan tokoh-tokohnya.
Silent Hill 2 dan Simbolisme Psikologis
Serial Silent Hill sudah lama dikenal sebagai game yang kaya dengan simbolisme. Dalam Silent Hill 2, setiap monster yang diciptakan Developer Silent Hill 2 merefleksikan trauma batin para karakter, baik James maupun Angela. Itulah yang membuat game ini tetap dikenang sebagai karya dengan narasi horor psikologis yang mendalam. Versi terbaru Silent Hill 2 dirilis tahun lalu untuk PlayStation 5 dan PC melalui Steam, memperkenalkan kembali simbolisme mendalam ini kepada generasi baru pemain.
Rekomendasi

Debut Skylar Bersama Onic di Hari Pertama MPL: Kemenangan 2-0 atas Dewa United Esport
6 jam yang lalu
Monster Hunter Wilds x Final Fantasy XIV Hadirkan Kolaborasi Besar
18 jam yang lalu
Sonic Racing: CrossWorlds Hadirkan DLC Crossover Pac-Man
18 jam yang lalu
LEGO Batman: Legacy of the Dark Knight Hadir sebagai Game Open World di 2026
19 jam yang lalu