
Dokumen Langka dan Layanan Seksual Jepang untuk Penjajah Sekutu
Sebuah dokumen langka yang baru ditemukan di Prefektur Niigata mengungkap bagaimana Jepang memfasilitasi layanan seksual bagi pasukan penjajah Sekutu setelah kekalahannya pada Perang Dunia II. Temuan ini menyoroti keterlibatan resmi aparat dalam pendirian fasilitas khusus bagi tentara asing yang ditempatkan di Jepang.
Aturan Pendirian Fasilitas bagi Penjajah Sekutu
Dokumen resmi kepolisian tersebut mencatat secara detail bagaimana dokumen langka dari kantor polisi Tsugawa pada tahun fiskal 1945–1946 mengatur perekrutan perempuan untuk layanan seksual. Aturan melarang perekrutan perempuan di bawah usia 17 tahun atau yang telah menikah, serta mewajibkan standar kebersihan ketat. Fakta ini memperlihatkan peran Jepang dalam mengatur fasilitas bagi pasukan penjajah Sekutu.
Instruksi Rahasia Kementerian Dalam Negeri Jepang
Menurut catatan, dokumen langka itu sejalan dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri Jepang yang telah bubar. Pada 18 Agustus 1945, hanya tiga hari setelah menyerah, kementerian tersebut mengeluarkan pemberitahuan sangat rahasia yang memerintahkan kepolisian di seluruh negeri untuk membangun fasilitas layanan seksual. Instruksi itu menunjukkan bagaimana Jepang berupaya mengendalikan situasi sosial di bawah tekanan penjajah Sekutu.
Arsip Kepolisian Niigata dan Rincian Fasilitas
Temuan ini berasal dari arsip prefektur yang berisi sekitar 600 halaman catatan publik. Dari jumlah itu, setidaknya 22 halaman membahas “fasilitas kenyamanan” untuk layanan seksual. Dokumen mencatat adanya pemberitahuan pada 19 September 1945 dari kepala kepolisian prefektur Niigata kepada kepala polisi setempat, yang berisi aturan internal mengenai “restoran khusus”. Fakta dalam dokumen langka ini semakin memperlihatkan bagaimana Jepang secara langsung mengelola fasilitas bagi penjajah Sekutu.
Peran Kepolisian dalam Pengawasan Fasilitas
Selain aturan umum, dokumen langka itu menegaskan peran polisi dalam pengawasan kesehatan. Para pramusaji diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter yang ditunjuk oleh kepala polisi. Hal ini membuktikan keterlibatan langsung kepolisian Jepang dalam menjaga kebersihan fasilitas layanan seksual. Dengan demikian, dapat dilihat bagaimana Jepang berperan dalam mendukung sistematis kebutuhan tentara penjajah Sekutu.
Jumlah Fasilitas di Niigata
Menurut catatan sejarah kepolisian prefektur Niigata, hingga 25 Oktober 1945 tercatat ada 151 fasilitas yang berfungsi sebagai pusat layanan seksual. Angka ini menguatkan bahwa dokumen langka tersebut bukan hanya bukti administratif, tetapi juga saksi sejarah bagaimana Jepang memfasilitasi kebutuhan para penjajah Sekutu setelah perang berakhir.
Rekomendasi

Debut Skylar Bersama Onic di Hari Pertama MPL: Kemenangan 2-0 atas Dewa United Esport
6 jam yang lalu
Monster Hunter Wilds x Final Fantasy XIV Hadirkan Kolaborasi Besar
18 jam yang lalu
Sonic Racing: CrossWorlds Hadirkan DLC Crossover Pac-Man
18 jam yang lalu
LEGO Batman: Legacy of the Dark Knight Hadir sebagai Game Open World di 2026
18 jam yang lalu