
Platform game online populer Roblox kini menghadapi sorotan serius setelah muncul kabar bahwa Roblox terjerat gugatan hukum di Amerika Serikat. Gugatan ini menuduh perusahaan gagal melindungi pemain anak-anak dari potensi predator seksual yang berkembang di dalam ekosistem game. Kasus ini menjadi perhatian luas karena menyangkut keamanan digital anak-anak di era teknologi.
Roblox Terjerat Gugatan di Louisiana
Roblox terjerat gugatan oleh Jaksa Agung negara bagian Louisiana, Liz Murrill, yang menuduh bahwa platform game Roblox telah “secara sengaja memfasilitasi eksploitasi seksual sistemik terhadap anak-anak di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Louisiana.” Gugatan ini menyoroti lemahnya sistem keamanan, terutama karena Roblox tidak memiliki verifikasi umur maupun persetujuan orang tua saat proses pendaftaran akun.
Jaksa Agung Louisiana menilai bahwa game Roblox menjadi “ruang ideal untuk predator seksual anak-anak” karena tidak adanya fitur keamanan yang memadai. Roblox terjerat gugatan ini juga diperkuat dengan bukti adanya konten eksplisit pada sejumlah game di platform tersebut, seperti “Escape to Epstein Island,” “Diddy Party,” dan “Public Bathroom Simulator Vibe,” yang dianggap tidak pantas diakses oleh pemain anak-anak.
Kasus di Louisiana Perburuk Situasi
Salah satu contoh yang memperkuat alasan mengapa Roblox terjerat gugatan adalah kasus di Louisiana. Seorang tersangka ditangkap karena menggunakan teknologi pengubah suara di dalam game Roblox untuk menyamar sebagai anak perempuan. Hal ini memungkinkannya berinteraksi dengan pemain anak-anak tanpa terdeteksi, yang menimbulkan risiko besar bagi keamanan pengguna. Fakta ini semakin menegaskan bahwa Roblox berpotensi dimanfaatkan predator seksual jika sistem perlindungan tidak diperketat.
Tanggapan Roblox atas Tuduhan
Menanggapi tuduhan bahwa Roblox terjerat gugatan karena lalai melindungi anak-anak, pihak game Roblox membantah telah secara sengaja membahayakan pengguna. Perusahaan menegaskan bahwa mereka berkomitmen terhadap keselamatan pemain, khususnya anak-anak. Roblox menyatakan telah menerapkan lebih dari 40 fitur keamanan baru, termasuk kontrol ketat, teknologi kecerdasan buatan untuk memperkirakan usia pengguna, serta sistem moderasi 24/7 oleh tim manusia.
Langkah-langkah tersebut disebut sebagai upaya nyata untuk mencegah eksploitasi di dalam game Roblox. Meskipun demikian, kasus ini tetap menempatkan Roblox terjerat gugatan dalam sorotan publik, dan akan menjadi ujian serius bagi perusahaan dalam memperbaiki sistem keamanan demi melindungi anak-anak di ruang digital.
Rekomendasi

Debut Skylar Bersama Onic di Hari Pertama MPL: Kemenangan 2-0 atas Dewa United Esport
6 jam yang lalu
Monster Hunter Wilds x Final Fantasy XIV Hadirkan Kolaborasi Besar
18 jam yang lalu
Sonic Racing: CrossWorlds Hadirkan DLC Crossover Pac-Man
18 jam yang lalu
LEGO Batman: Legacy of the Dark Knight Hadir sebagai Game Open World di 2026
19 jam yang lalu