
Fenomena Idol Bawah Tanah yang berasal dari Idol Jepang kini tengah menjalar ke Tiongkok, membawa warna baru dalam budaya idol global. Dengan konsep pertunjukan dekat dengan penggemar, budaya ini berhasil menarik perhatian anak muda Tiongkok yang haus hiburan alternatif. Pertumbuhan pesat grup-grup Idol menunjukkan bahwa budaya idol Jepang kini mendapatkan panggung segar di negara tersebut.
Idol Jepang Jadi Inspirasi Budaya Idol di Tiongkok
Di sebuah klub di Shanghai, para penggemar idol melompat sambil mengangkat lightstick, mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh grup idol bawah tanah asal Tiongkok. Mereka bernyanyi dalam bahasa Jepang, membangun suasana khas budaya idol. Sekitar 20 grup tampil dengan kostum Lolita berenda warna-warni, bahkan pembawa acara sesekali menyapa dengan bahasa Jepang seperti “se-no” atau “arigato-gozaimashita.”
Setelah pertunjukan, para penggemar mengikuti layanan berbayar bernama “perks meeting.” Dalam acara ini, penggemar dapat berfoto, mengobrol dua menit, dan mendapatkan tanda tangan idola favoritnya. Harga yang dipatok sekitar 100 yuan per sesi, menegaskan bahwa interaksi personal adalah jantung dari budaya idol bawah tanah di Tiongkok yang terinspirasi dari idol Jepang.
Pertumbuhan Pesat Grup Idol Bawah Tanah di Tiongkok
Menurut laporan media setempat, jumlah grup idol bawah tanah di Tiongkok melonjak pesat sejak berakhirnya pandemi. Dari sekitar 40 grup pada 2023, kini meningkat menjadi lebih dari 250 pada Maret tahun ini. Salah satunya adalah Affloret, grup idol asal Shanghai yang didirikan Juni lalu dan terhubung dengan orang-orang dari AKB48 Team SH, cabang resmi dari idol Jepang terkenal AKB48.
Affloret beranggotakan enam perempuan dengan latar belakang berbeda. Hanya Nayuyu yang menjadi idol penuh waktu, sementara anggota lain masih kuliah atau bekerja paruh waktu. Bagi mereka, semangat menjadi seorang idol bawah tanah jauh lebih penting daripada bakat. Meski memiliki lebih dari 100 ribu pengikut online, sumber pendapatan utama tetap berasal dari penjualan tiket pertunjukan dan sesi pertemuan langsung, menegaskan ciri khas budaya idol di Tiongkok.
Dinamika Penggemar dan Perbedaan dengan Idol Jepang
Salah satu anggota Affloret, Rhythm, mengaku merasa “sangat bahagia dan diberkati” ketika berada di atas panggung. Ia menyukai bagaimana energi penggemar kembali kepadanya setelah penampilan. Bahkan, seorang penggemar pria rela memberikan buket bunga ulang tahun untuk Rhythm sambil mengenakan rompi bertuliskan “Saya hanya menonton Rhythm.” Fenomena ini menunjukkan betapa eratnya ikatan antara idol dan penggemar dalam budaya idol bawah tanah di Tiongkok, yang terinspirasi dari idol Jepang.
Seorang penggemar asal Jepang yang tinggal di Shanghai menilai ada perbedaan besar dalam interaksi. Di Jepang, jarak antara penggemar dan idola dijaga ketat, sementara di Tiongkok, suasananya lebih santai. Hal ini membuat penggemar merasa lebih dekat dengan idol bawah tanah, meskipun banyak anggota hanya aktif sekitar setahun sebelum “lulus” karena tekanan mencari pekerjaan tetap.
Inovasi Budaya Idol Bawah Tanah Tiongkok
Tidak semua grup idol bawah tanah di Tiongkok meniru gaya idol Jepang. Grup Transparent Classroom dan Parallel Girls dari Changsha, Provinsi Hunan, menampilkan genre unik seperti rock dan punk dengan lirik berbahasa Mandarin. Produser mereka, Zhao Beichen, dikenal sebagai “ibu baptis idola bawah tanah Tiongkok” yang terinspirasi dari risetnya tentang budaya idol di Jepang.
Zhao menegaskan bahwa idol bawah tanah seharusnya beragam dan inklusif. Baginya, keindahan budaya idol ada pada keberagaman dan kesederhanaan. Ia percaya dengan populasi besar, niche sekecil apa pun tetap memiliki pasar di Tiongkok, membuat peluang pertumbuhan lebih besar dibandingkan idol Jepang.
Rekomendasi

Debut Skylar Bersama Onic di Hari Pertama MPL: Kemenangan 2-0 atas Dewa United Esport
6 jam yang lalu
Monster Hunter Wilds x Final Fantasy XIV Hadirkan Kolaborasi Besar
18 jam yang lalu
Sonic Racing: CrossWorlds Hadirkan DLC Crossover Pac-Man
18 jam yang lalu
LEGO Batman: Legacy of the Dark Knight Hadir sebagai Game Open World di 2026
19 jam yang lalu