Light Novel
Sampul 86 EIGHTY SIX Volume 14 Perlihatkan Vladilena Milize
Sampul 86 EIGHTY SIX Volume 14 Perlihatkan Vladilena Milize

Sampul terbaru Light Novel 86 EIGHTY SIX Volume 14 resmi diperkenalkan kepada publik. Ilustrasi yang memukau ini menampilkan karakter ikonik Vladilena Milize dan menandai dimulainya arc terakhir seri tersebut. Direncanakan rilis pada 10 September 2025 di bawah label Dengeki Bunko milik Kadokawa, volume terbaru ini telah menjadi sorotan besar bagi para penggemar yang telah mengikuti perjalanan cerita sejak awal perilisannya.

Awal Arc Terakhir dalam Light Novel 86 EIGHTY SIX Volume 14

Ilustrasi sampul Light Novel 86 EIGHTY SIX Volume 14 diberi subjudul “Paint It Black” dan digambar langsung oleh ilustrator resmi seri, Shirabii. Sampul ini menonjolkan Vladilena Milize dengan sentuhan detail yang khas dan menjadi simbol pembuka babak terakhir cerita. Sebagaimana telah diumumkan sebelumnya, perilisan volume ini dijadwalkan pada 10 September 2025. Momen ini menjadi penantian penting karena sekaligus menandai transisi menuju akhir kisah epik yang telah memikat pembaca selama bertahun-tahun.

 

86 Light Novel Vol 14 Cover

 

Riwayat dan Kesuksesan Light Novel 86 EIGHTY SIX

Seri Light Novel 86 EIGHTY SIX Volume 14 merupakan kelanjutan dari karya Asato Asato yang telah memulai debutnya pada tahun 2017 di bawah ASCII Media Works. Ilustrasinya konsisten digarap oleh Shirabii, termasuk pada volume yang menampilkan Vladilena Milize kali ini. Hingga Januari 2024, total 13 volume telah diterbitkan dan pada Februari 2023, seri ini berhasil mencatat penjualan lebih dari 1,8 juta kopi. Popularitasnya tidak hanya di Jepang, tetapi juga di kancah internasional melalui lisensi bahasa Inggris dari Yen Press.

Adaptasi Anime 86 EIGHTY SIX dan Sinopsis Cerita

Selain hadir dalam format Light Novel 86 EIGHTY SIX Volume 14, kisah ini juga diadaptasi menjadi anime yang ditayangkan oleh Crunchyroll. Ceritanya berpusat pada konflik antara Republik San Magnolia dan Kekaisaran Giad melalui pertempuran drone tak berawak bernama “Juggernaut”. Namun, di balik teknologi tersebut, terdapat kenyataan pahit bahwa para Eighty-sixer—seperti Shin dan rekan satu skuadronnya—adalah pilot manusia yang diperlakukan bukan sebagai manusia, melainkan sebagai alat perang. Keberadaan Vladilena Milize menjadi titik penting dalam cerita, membawa sisi kemanusiaan di tengah perang yang penuh pengorbanan.