Pasar Game Mobile Jepang Padat, Studio Alihkan Fokus ke Game Konsol
Persaingan pasar game mobile Jepang makin ketat, mendorong studio Tose fokus ke pengembangan game konsol.


Persaingan di pasar game mobile Jepang semakin ketat dari tahun ke tahun. Banyak studio mulai mencari strategi baru demi bisa bertahan dalam industri yang makin sesak tersebut. Salah satu studio ternama, Tose, kini mengambil langkah penting dengan mengalihkan fokus utamanya dari game mobile ke game konsol. Keputusan ini dipublikasikan dalam laporan keuangan mereka dan menjadi sorotan di kalangan industri game Jepang.
Fokus Baru Tose: Dari Game Mobile ke Game Konsol
Dalam laporan keuangan Tose untuk periode September 2024 hingga Mei 2025, studio veteran asal Jepang ini menyampaikan bahwa mereka akan lebih memprioritaskan pengembangan game konsol ketimbang game mobile. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan tren pasar game Jepang yang semakin kompetitif, khususnya di sektor mobile.
Tose dikenal sebagai studio pengembang di balik layar yang sering kali tidak mencantumkan namanya dalam kredit game. Meskipun begitu, mereka telah bekerja sama dengan banyak publisher besar asal Jepang seperti Nintendo, Square Enix, Capcom, dan Bandai Namco. Beberapa game konsol populer seperti “Crisis Core: Final Fantasy VII”, “Paper Mario: The Thousand-Year Door”, dan “Tales of Graces f Remastered” merupakan bagian dari portofolio mereka.
Keputusan Tose untuk memfokuskan diri ke proyek game konsol juga didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang mereka alami baru-baru ini. Dalam periode tersebut, pendapatan mereka meningkat secara signifikan karena terlibat dalam sejumlah proyek besar di platform game konsol, berbanding terbalik dengan pendapatan dari game mobile yang cenderung stagnan.
Pasar Game Mobile Jepang Dianggap Terlalu Ketat
Dalam pernyataan resmi, Tose menegaskan bahwa persaingan di pasar game mobile Jepang saat ini sudah sangat ketat. Padahal, dalam model pengembangan game mobile, developer biasanya tidak hanya mendapatkan bayaran dari pembuatan awal saja, tetapi juga dari bonus update, event, hingga insentif berbasis pendapatan setelah rilis. Namun, bagi Tose, model bisnis seperti itu sudah tidak lagi menguntungkan seperti sebelumnya.
Tahun lalu, sekitar 35% pendapatan Tose berasal dari game mobile, namun hingga Mei 2025 angka tersebut menurun drastis menjadi 22%. Penurunan ini semakin memperkuat alasan mereka untuk mengalihkan sumber daya ke proyek game konsol. Dengan kompetisi yang semakin keras, Tose menilai langkah ini akan memberi ruang untuk pertumbuhan yang lebih stabil di industri game Jepang.
Langkah strategis ini mencerminkan perubahan arah yang mulai diambil oleh beberapa pelaku industri game Jepang lainnya. Mengingat game konsol menawarkan peluang lebih luas terutama lewat kolaborasi dengan publisher besar, keputusan ini bisa menjadi contoh langkah adaptif di tengah persaingan pasar mobile yang tidak lagi seimbang.
Rekomendasi

Debut Skylar Bersama Onic di Hari Pertama MPL: Kemenangan 2-0 atas Dewa United Esport
1 jam yang lalu
Monster Hunter Wilds x Final Fantasy XIV Hadirkan Kolaborasi Besar
13 jam yang lalu
Sonic Racing: CrossWorlds Hadirkan DLC Crossover Pac-Man
13 jam yang lalu
LEGO Batman: Legacy of the Dark Knight Hadir sebagai Game Open World di 2026
13 jam yang lalu