Industri Game Mobile Jepang Alami Kenaikan Biaya Menurut Studi

Sebuah studi terbaru kembali menyoroti dinamika perkembangan industri game di Jepang, khususnya dalam ranah game mobile. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana biaya pembuatan sebuah game di Jepang mengalami lonjakan tajam dalam satu dekade terakhir. Studi ini memperlihatkan tren kenaikan signifikan dalam pengeluaran yang harus dihadapi developer, baik dalam produksi maupun strategi pemasarannya. Data studi ini juga menyertakan kebiasaan baru perusahaan game Jepang dalam menggunakan teknologi AI demi efisiensi kerja.

Studi Perlihatkan Kenaikan 4,7 Kali Lipat Biaya Produksi Game Mobile di Jepang

Japan Online Game Association baru saja merilis hasil studi yang dilakukan pada tahun 2024 tentang kondisi industri game di Jepang. Studi tersebut mencakup berbagai aspek penting seperti biaya produksi game, perkembangan AI dalam proses pengembangan, dan metode pemasaran. Salah satu temuan utama dari studi ini adalah kenaikan drastis dalam biaya membuat game mobile di Jepang, yang tercatat meningkat hingga 4,7 kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.

Dalam studi tersebut, terungkap bahwa rata-rata biaya pengembangan satu game mobile di Jepang saat ini bisa mencapai 492 juta yen atau sekitar Rp 54,28 miliar. Angka ini tentu menggambarkan tantangan besar yang dihadapi industri game Jepang. Biaya tinggi tersebut juga menjadi penanda bahwa kualitas dan ekspektasi terhadap game mobile di Jepang kini semakin meningkat, sesuai dengan tren global dalam industri game.

Biaya Promosi Game Juga Naik Tajam Menurut Studi di Jepang

Selain peningkatan biaya pengembangan, studi tersebut juga menyoroti bahwa biaya promosi game di Jepang mengalami lonjakan yang tidak kalah signifikan. Menurut data studi, biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan game Jepang meningkat hingga 4 kali lipat dari sebelumnya. Rata-rata dana promosi yang dihabiskan sepanjang tahun 2024 mencapai 1,35 miliar yen atau sekitar Rp 148,95 miliar, mencakup keseluruhan judul game yang mereka rilis dalam setahun.

Kenaikan biaya tersebut menunjukkan pentingnya strategi pemasaran dalam industri game mobile di Jepang. Hal ini juga menjadi indikator bahwa persaingan pasar semakin ketat, sehingga perusahaan harus menginvestasikan dana besar untuk mempromosikan game mereka agar mampu bersaing. Temuan dalam studi ini menegaskan bahwa biaya besar bukan hanya berlaku dalam tahap produksi, tetapi juga pada fase pemasaran.

Studi Ungkap Tren Penggunaan AI dalam Pengembangan Game Mobile Jepang

Salah satu poin menarik lainnya dalam studi tersebut adalah peningkatan penggunaan teknologi AI oleh para pengembang game mobile di Jepang. Diketahui sekitar 59% developer menggunakan ChatGPT dalam proses pengembangan game mereka. Dari angka tersebut, 53% di antaranya juga memanfaatkan AI lain seperti GitHub Copilot, Whisper, dan Adobe Firefly untuk mendukung pekerjaan mereka.

Lebih lanjut, studi menunjukkan bahwa 70% perusahaan game di Jepang menyatakan keinginan mereka untuk mengintegrasikan teknologi AI dalam aktivitas kerja mereka. Tujuannya beragam, mulai dari menyusun rencana konten hingga menganalisis preferensi dan perilaku konsumen. Namun, tidak semua pihak menyambut positif hal ini. Sekitar 26,5% pengembang mengaku memiliki kekhawatiran terhadap penggunaan AI karena masalah hak cipta. Di sisi lain, 26,4% pemain game di Jepang juga menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa penggunaan AI akan membuat game-game menjadi terasa seragam dan kehilangan keunikan.