Pop Kultur
Jepang Wajibkan Tes TBC untuk WNA Tinggal Lebih dari 3 Bulan
Jepang Wajibkan Tes TBC untuk WNA Tinggal Lebih dari 3 Bulan

Jepang Perketat Masuknya WNA Lewat Wajib Tes TBC

Jepang memperketat prosedur kedatangan warga negara asing (WNA) dengan mewajibkan tes TBC, khususnya bagi mereka yang berencana tinggal lebih dari tiga bulan. Aturan ini mulai diterapkan pada Senin, sebagai bagian dari kebijakan kesehatan masyarakat demi menekan angka penyebaran tuberkulosis di negara tersebut. Kebijakan wajib tes TBC ini mencerminkan kekhawatiran pemerintah Jepang terhadap tren meningkatnya jumlah pasien tuberkulosis yang berasal dari beberapa negara Asia, termasuk Filipina, Nepal, dan dalam waktu dekat Indonesia.

Pemeriksaan TBC Wajib untuk Negara Risiko Tinggi

Sebagai langkah awal, kebijakan pemeriksaan TBC sebelum kedatangan ini diterapkan terhadap warga negara asal Filipina dan Nepal. Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menyatakan bahwa Vietnam akan menyusul pada bulan September, lalu disusul oleh Indonesia, Myanmar, dan Tiongkok. Negara-negara ini dipilih karena tingginya angka kasus tuberkulosis yang terdeteksi di antara penduduk mereka yang menetap di Jepang. Mereka yang tidak menunjukkan bukti bebas TBC sebelum kedatangan akan ditolak masuk ke Jepang.

Langkah ini diambil berdasarkan data bahwa mayoritas WNA yang didiagnosis dengan penyakit menular tersebut berasal dari enam negara di Asia, termasuk Indonesia. Pemerintah Jepang menilai bahwa upaya pencegahan melalui pemeriksaan kesehatan prakedatangan sangat penting untuk menjaga stabilitas kesehatan masyarakat di dalam negeri.

Tuberkulosis Kembali Jadi Ancaman Global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tuberkulosis menjadi penyebab kematian lebih dari 1,25 juta orang di tahun 2023, menjadikannya penyakit menular paling mematikan setelah COVID-19 mereda. Meski penyakit TBC dapat dicegah dan diobati, tingkat penularannya masih tinggi di beberapa negara berkembang. Jepang sendiri berhasil menekan jumlah pasien tuberkulosis hingga di bawah 10 kasus per 100.000 orang pada tahun 2021. Angka tersebut turun lagi menjadi 8,1 pada tahun 2023, menjadikan Jepang sebagai negara dengan tingkat insiden rendah menurut WHO.

Keberhasilan tersebut menjadi alasan kuat di balik kebijakan pencegahan tuberkulosis dari luar negeri. Jepang berupaya menjaga status sebagai negara dengan insiden rendah dengan mengendalikan potensi masuknya kasus baru dari luar negeri, khususnya dari negara-negara dengan angka kejadian tinggi.

 

Sumber: ©︎ Mainichi | Dok: © Cottonbro Studio via Piexels